TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel), Annisa Hasibuan menuturkan jemaah umrah yang terlambat akan tetap diberangkatkan yaitu pada Oktober, November dan Desember 2017. Namun, bagi jemaah yang ingin ikut program carter pesawat dengan menambah biaya Rp 2,5 juta akan diberangkatkan pada 1 Mei 2017.
Annisa membantah saat ini ada pembatalan pemberangkatan terhadap jemaah umrah. "Penundaan ini bukan gagal berangkat. Harus dibedakan," ujarnya dalam konferensi pers di Rumah Makan Handayani, Matraman, Jakarta, Sabtu, 22 April 2017.
Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebelumnya memanggil agen travel penyelenggara ibadah Haji dan umrah, First Travel. Pemanggilan ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi masalah penundaan keberangkatan jemaah umrah.
Direktur Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Muhajirin Yanis, mengungkapkan, pemanggilan terhadap Direktur Utama First Travel, Andika beserta jajarannya dimaksudkan untuk mengklarifikasi berbagai hal yang berkembang di lapangan, terutama terkait adanya sekitar 270 jemaah yang tertunda keberangkatannya. “Juga melakukan crosscheck atas data yang ditemukan di lapangan untuk mengetahui penyebab sesungguhnya," ujar Muhajirin.
Muhajirin mempertanyakan masalah penjadwalan ulang keberangkatan sejumlah jemaah umrah First Travel. Dia mendapat keluhan tentang adanya jemaah yang mengalami penundaan pemberangkatan. Ada juga jemaah yang mengadu terkait urutan keberangkatan.
Direktur Utama First Travel Andika Surachman meminta para jemaah tetap tenang dan tidak termakan dengan isu-isu di luar. "Jangan panik dan jangan terprovokasi oleh pemberitaan-pemberitaan selama ini," tuturnya.
First Travel menawarkan bagi jemaah yang membayar biaya tambahan Rp 2,5 juta, dari biaya awal Rp 14,5 juta, akan dipastikan berangkat pada 1 Mei 2017. Sedangkan yang tidak membayar pemberangkatan akan dilakukan pada periode Oktober-Desember 2017.
Biaya tambahan itu digunakan untuk menyewa pesawat dari maskapai Saudi Airlines. "Mungkin dengan cara ini jamaah kami dapat diberangkatkan. Ini opsi, bukan paksaan dan sudah kami sosialisasikan," kata Annisa.
Anniesa menjelaskan masalah ini terjadi bermula dari 270 orang calon jemaah asal Sidoarjo yang tertunda pemberangkatannya lantaran ada kesulitan pengurusan visa dari provider. Hal ini berdampak pada kloter berikutnya yang harus mengalami penyesuaian jadwal.
Menurut Annisa, rata-rata yang mengalami penundaan adalah jemaah yang mengambil program promo. Dalam program ini ada syarat dan ketentuan yang harus disetujui jemaah. "Di dalam syarat dan ketentuan, semua ikut aturan First Travel mulai dari harga dan jadwal yang dapat berubah sewaktu-waktu," tuturnya.
Selama tujuh tahun perusahaannya beroperasi, kata Annisa, penjadwalan ulang pemberangkatan tidak terjadi setiap waktu. Tapi hanya saat ada kasus-kasus tertentu saja. "Boleh dicek kredibilitas kami ke belakang, gak ada masalah.”
AHMAD FAIZ | DESTRIANITA
Video Terkait: Gagal Berangkat, Calon Jemaah Umroh dari Jawa Timur Ini Telantar