TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat khususnya wisatawan yang hendak bepergian ke wilayah timur Indonesia untuk waspada terhadap penularan penyakit malaria.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dikutip di Jakarta, Rabu, pencapaian eleminisasi malaria di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua masih nol persen atau masih endemik tinggi malaria.
Baca : Vaksin Malaria Bakal Segera Ditemukan, Ini Penelitiannya
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengingatkan para turis, khususnya yang berwisata ala ransel (back packer) dan berpetualang ke berbagai kawasan pelosok, agar mempersiapkan antisipasi gigitan malaria.
Vensya mengatakan antisipasi yang paling utama ialah menjaga agar tidak tergigit nyamuk anopheles, penyebab malaria.
Dia menyarankan agar wisatawan sebisa mungkin tidak keluar malam di mana nyamuk anopheles lebih aktif pada malam hari. "Kalaupun harus keluar malam, lindungi tubuh dengan lotion, dan kalau tidur harus pakai kelambu," ujar dia, Rabu, 19 April 2017.
Simak pula : Hujan Es dan Badai Landa Kota Bandung, BMKG: Anginnya Ekstrim
Kalaupun sudah terlanjur tergigit, segera kunjungi layanan kesehatan untuk cek laboratorium karena untuk mengetahui positif malaria harus melalui pengecekan.
Selain itu, wisatawan juga bisa meminum obat pencegah malaria sebelum bepergian yang bisa didapatkan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Obat tersebut diberikan secara gratis.
Provinsi NTT dan Papua Barat saat ini menjadi destinasi wisata populer dengan beberapa tempat favorit seperti Raja Ampat dan gugusan pulau-pulau yang memukau di Labuan Bajo.
ANTARA