TEMPO.CO, Kendari - Rencana kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan pihak Maskapai Garuda Indonesia untuk membuka rute penerbangan di Wakatobi dengan cara subsidi menuai jalan buntu.
Pihak Garuda Indonesia menetapkan tarif subsidi per bulan terlalu tinggi. Akibat kebijakan itu, hingga saat ini Pemkab Wakatobi belum memberikan kepastian. Sebelumnya, Pemkab Wakatobi menargetkan pada April 2017 sudah ada rute Garuda Indonesia di Wakatobi.
Baca juga:
Garuda Indonesia Evaluasi Rute Penerbangan Prioritas
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kabupaten Wakatobi Ihcsan yang dikonfirmasi melalui selularnya mengatakan, meskipun belum ada kepastian kapan Garuda Indonesia membuka rute penerbangan di Wakatobi. Namun Pemkab Wakatobi tetap berupaya untuk meyakinkan manajemen Garuda Indonesia.
“Hingga saat ini memang belum ada kepastian. Pasalnya, pihak Garuda memasang tarif subsidi Rp 1 miliar dalam sebulan. Dan angka itu tentu sangat berat mengingat masih banyak program pro rakyat yang membutuhkan anggaran,” terang Ichsan kepada Tempo Selasa, 18 April 2017.
Baca pula:
Pembukaan Rute Garuda ke Moskow Masih Dalam Proses Negosiasi
Menurut Ichsan, meskipun target awal April 2017 Garuda sudah terbang di Wakatobi belum terealisasi. Namun Pemkab Wakatobi tetap optimis, Garuda bisa membuka rute penerbangan di Wakatobi. Mengingat pegelolaan Bandara Matahora telah menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Bandara Matahora ini kan sudah diambil alih pemerintah pusat dalam hal pengelolaannya. Jadi, cepat dan lambat Garuda pasti membuka rute di Wakatobi. Apalagi Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa 2019 Bandara Matahora akan berubah menjadi Bandara Internasional,” kata Ichsan.
Dia menambahkan, andaikan pihak Garuda menyetujui usulan Pemkab Wakatobi maka rencana itu akan terlaksana tepat waktu. “Usulan kita kan mensubsidi kursi yang kosong, andai itu disahuti maka April ini sudah terbang. Namun pihak Garuda inginkan subsidi penuh,” kata Kadis Perhubungan Wakatobi. B
ROSNIA