TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan para dokter senior dan profesor kedokteran untuk memberi contoh kepada dokter muda agar lebih terlibat dalam pendidikan dan penelitian.
"Kita harapkan dokter yang sudah tua dan sudah profesor, yang sudah tidak kuat berdiri di meja operasi terlalu lama, untuk lebih terlibat dalam riset agar memberikan teladan pada yang muda-muda," kata Jusuf Kalla dalam peresmian Institut Pendidikan dan Penelitian Kedokteran (Indonesian Medical Education dan Research Institute, IMERI) di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu, 12 April 2017.
Baca juga: JK: Dokter Harus Terus Meningkatkan Kemampuan Keilmuan
Menurut Wakil Presiden, saat ini banyak ahli dan peneliti Indonesia yang memilih tinggal di luar negeri karena merasa risetnya tidak difasilitasi di Indonesia. "Banyak ahli kita lebih pilih tinggal di luar negeri karena tidak ada fasilitas di dalam negeri, tidak ada yang salah dengan itu, tapi manfaatnya akan berbeda jika mereka di Indonesia," kata dia.
Oleh karena itu, Jusuf Kalla berharap para dokter senior dan profesor untuk menyemangati dan memfasilitasi para peneliti di bidang kedokteran dan kesehatan, salah satunya melalui pemanfaatan IMERI yang dikelola Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Jusuf Kalla menambahkan, pelayanan kesehatan sangat diperlukan masyarakat, namun itu perlu terus ditingkatkan melalui pendidikan dan penelitian. "Harapan kita adalah tentu dokter-dokter kita melayani masyarakat, tapi perlu ada yang fokus pada penelitian," ujarnya.
Simak pula: Kemenristekdikti Dorong Kampus Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan
Jusuf Kalla hadir untuk meresmikan IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu, 12 April 2017 didampingi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Muhammad Nasir, Rektor Universitas Indonesia Prof Muhammad Anis, dan Dekan FKUI Dr dr Ratna Sitompul.
IMERI mulai dibangun pada 2014 dengan dana bantuan dari Islami Development Bank (IDB). IMERI memiliki 12 kluster riset, 2 klaster pendidikan, 3 kluster penunjang riset, dan 3 kluster fasilitas pendidikan yang dapat digunakan para peneliti bidang kedokteran dan kesehatan dari dalam dan luar negeri.
ANTARA