TEMPO.CO, Makassar - Penceramah asal India, Zakir Naik menyatakan selama menjalani safari di lima kota di Indonesia, hanya jamaah Kota Bekasi yang tak menanyakan tentang surat Al Maidah 51.
"Sepuluh hari saya di Indonesia, hanya warga Bekasi yang tidak mempertanyakan makna dari surat Al Maidah ayat 51," kata Zakir Naik saat berceramah di Baruga AP Pettarani Universitas Hasanuddin Makassar, Senin 10 April 2017.
Baca: Zakir Naik Tampil di Bekasi, Ini Reaksi Positif Sekretaris Daerah
Di Makassar, Zakir Naik kembali dihadapkan dengan pertanyaan oleh salah seorang bernama Hafid. Hafid melontarkan pertanyaan tentang pemimpin suatu daerah yang bukan muslim. "Bagaimana pandangan Dr Zakir Naik tentang mewajibkan muslim memilih pemimpin," ucap Hafid.
Kemudian Zakir Naik menjawab pertanyaan tentang surat Al maidah selalu ditanyakan ke saya di setiap tempat kecuali Bekasi. Padahal, menurut dia, Kota Bekasi jaraknya lebih dekat dengan Jakarta jika dibandingkan kota lainnya.
Baca: Putra Zakir Naik Buka Ceramah di Bekasi, Ini Isinya
Zakir Naik menjelaskan bahwa hak memilih pemimpin yang bukan muslim hanya menjadi solusi alternatif saja. Itu dilakukan ketika dalam kondisi tersebut sudah tidak ada pilihan lain lagi.
Ia menegaskan dalam surat Al Maidah 51 sudah jelas dikatakan jika umat muslim itu diwajibkan memilih pemimpin muslim. Sebab, dalam ajaran Islam, tidak diajarkan umatnya untuk meminta perlindungan kepada yang non muslim. "Tapi ini bukan untuk memilih kepala daerah saja, melainkan semuanya," tutur Zakir Naik.
Menurut dia, jangan sekali-kali orang yang beriman itu mengambil pelindung atau pemimpin dari kaum kafir, sedangkan umat muslim diabaikan. Bahkan Zakir menambahkan jika non muslim dijadikan sebagai pemimpin, maka dipastikan tidak akan dapat pertolongan oleh Allah.
"Ini juga sudah dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 144 berisi jangan ambil orang kafir sebagai pemimpin kalian," tambahnya.
DIDIT HARIYADI
Baca: Di Makassar, Zakir Naik: Kenapa Angka Kriminalitas di Arab Rendah