TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius dalam posisi mendukung langkah penembakan teroris oleh personel kepolisian dalam insiden di Tuban, Jenu, Jawa Timur. Menurut Suhardi, polisi bisa melepas tembakan apabila dalam kondisi bahaya atau terancam oleh teroris.
"Mari kita diskusi. Kalau mereka bersenjata, ada tidak opsi untuk menyerah? Kan susah kalau begitu," ujar Suhardi setelah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin, 10 April 2017.
Baca juga: Kejar Teroris Tuban, Polisi Ini Baru Sadar Tertembak Esok Paginya
Pekan lalu, kepolisian mengejar terduga teroris di dua kabupaten di Jawa Timur. Pengajaran pertama dilakukan di Kabupaten Lamongan, Jumat pekan lalu, di mana kepolisian berhasil menangkap tiga terduga teroris.
Pengejaran kedua berlangsung di Kabupaten Tuban, Sabtu pekan lalu. Dalam pengajaran kedua itu, polisi sempat baku tembak dengan enam terduga teroris yang mereka kejar. Seorang polisi terluka dalam kejadian itu, sedangkan keenam terduga teroris yang dikejar meninggal dunia.
Suhardi menyampaikan, melepas tembakan dalam pengajaran terorisme seperti di Tuban tak jarang dalam situasi hidup atau mati. Dengan kata lain, jika anggota kepolisian tidak membela diri dengan melepas tembakan, bisa jadi malah mereka yang mati karena tembakan teroris.
Suhardi mengakui melepas tembakan ke teroris berpotensi dipermasalahkan. Sebab, belum ada payung hukum yang konkret dan sah membahas hal itu. Sebagai contoh, RUU Terorisme, yang mengandung pasal mengenai melepas tembakan ke teroris, pembahasannya masih jalan di tempat.
Simak pula: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris Tuban di Semarang
Meski begitu, kata Suhardi, dia yakin kepolisian akan bertanggung jawab atas masalah yang bisa muncul atas penembakan itu. Menurut dia, kepolisian pasti mengikuti prosedur dan memiliki alasan yang jelas mengenai penembakan tersebut.
"Mari kita evaluasi secara obyektif-lah. Kemarin kan bersenjata semua (terorisnya) dari yang saya dengar laporannya. Posisi petugas juga dalam posisi sulit," ujar Suhardi.
ISTMAN M.P.