TEMPO.CO, Yogyakarta - Polisi membekuk tiga dari enam pencuri yang membobol gudang cengkeh di Dusun Mrisi, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawanan pencuri itu mengangkut 144 karung cengkeh senilai Rp 720 juta.
Dari enam pencuri, dua di antaranya penjaga gudang. Mereka membobol isi gudang sejak September 2016. "Mereka memanfaatkan pembuangan sampah untuk mengambil barang," kata Kepala Kepolisian Sektor Kasihan Komisaris Supardi, Senin, 10 April 2017.
Baca: Aksi Pencurian Mobil Milik Bos Sayur di Serang Terekam CCTV
Tiga pencuri yang dibekuk polisi pada Sabtu, 8 April 2017, adalah Siswo Utomo, 59 tahun, warga Jalan Padokan, Desa Tamantirto, Kasihan; Haryanto, 34 tahun, anak Siswo; dan Roni Suhariyanto, 24 tahun, warga Gondomanan, Kota Yogyakarta. Haryanto merupakan penjaga gudang, sedangkan Roni pegawai lepas.
Karena sangat paham seluk-beluk gudang, dengan mudah mereka merencanakan pencurian. Setiap mencuri, sedikitnya 50 kilogram cengkeh kering dibawa keluar.
Menurut Supardi, pencurian dilakukan dengan membongkar besi yang difungsikan sebagai lantai dan berada persis di atas parit irigasi di bawah gudang. Cengkeh itu diangkut dengan sepeda motor roda tiga.
Simak: Tiga Perampok Bank Dibekuk, Satu Tewas Ditembak
Cengkeh curian itu selanjutnya dijual ke pedagang rempah-rempah di pasar-pasar tradisional. Setiap kilogramnya dijual Rp 75 ribu. Padahal harga pasarannya Rp 100 ribu per kg.
Jejen Ahmad Zainun, pemilik cengkeh, yang merasa kehilangan barang setiap kali akan dijual, melaporkan masalah itu ke polisi pada 28 Maret 2017. Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut.
Saat menangkap pelaku, polisi juga menemukan 7 kg cengkeh sisa hasil curian. Berdasarkan pengakuan pelaku, motif pencurian itu adalah tekanan ekonomi. "Pelaku mencuri jika ada pedagang yang siap membeli dengan harga yang disepakati," ucap Supardi.
Lihat: Kepergok Masuk Rumah, Dua Pencuri Dihajar Massa, Satu Tewas
Jejen menuturkan cengkeh-cengkeh itu dipakai sebagai bahan baku minyak nilam. Dia juga memasoknya ke industri keretek. Jejen mengaku jarang ke gudang penyimpanan cengkeh lantaran sering di Jakarta. Sebab, gudang cengkehnya yang di Jakarta sedang dalam perbaikan. Cengkeh-cengkeh itu ditampung di gudang miliknya di Kasihan.
"Bukan saya yang menjual. Setiap selesai penjualan, saya dibayar Rp 2 juta. Saya mau diajak (mencuri) karena terdesak kebutuhan ekonomi," kata Siswo Utomo, salah satu pelaku.
MUH SYAIFULLAH