TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyerahkan proses hukum dan penanganan terduga teroris ke kepolisian daerah (polda) setempat selaku pihak yang berwenang. "Sudah ditangani Polda Jawa Timur dan kami percaya sepenuhnya," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Minggu, 9 April 2017.
Selama dua hari berturut-turut, di wilayah Jawa Timur, Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan beberapa terduga teroris, termasuk enam orang yang ditembak mati. Pada Jumat, 7 April, Densus 88 menangkap tiga terduga teroris di wilayah Paciran, Lamongan. Kemudian Sabtu, 8 April, menembak mati enam terduga teroris, dan seorang lain ditangkap dalam keadaan hidup setelah sempat kontak senjata.
Baca: Satria, Terduga Teroris Tuban Asal Semarang Dikenal Pendiam
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, saat ini, penguatan kekuatan tiga pilar plus, yaitu peran maksimal Babinsa (TNI), Babinkamtibmas (Polri), serta kepala desa plus tokoh agama dan tokoh masyarakat, harus tetap berjalan demi keamanan dan ketertiban warga Jawa Timur. Peran mereka, kata dia, tentu akan membantu aparat dan merupakan bagian penting dalam upaya menjaga keamanan dengan menciptakan rasa aman dan nyaman.
"TNI dan Polri memang menjadi bagian utama dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan, tapi peran kepala desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat juga menjadi kunci membangun Tawa Timur agar tetap aman," tuturnya.
Baca: Antisipasi Teroris Tuban, Tapal Batas Bojonegoro Diperketat
Terkait dengan insiden di Tuban, Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin, yang didampingi Kapolres Tuban Ajun Komisaris Besar Fadli Samad, menunjukkan sejumlah barang bukti milik terduga teroris, seperti sejumlah pistol dengan 42 peluru, jaket, helm, berbagai buku, dan telepon seluler.
Saat ini, jenazah enam terduga teroris sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk selanjutnya dilakukan proses identifikasi. Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan identifikasi itu untuk menentukan data sekunder dan primer secara signifikan.
ANTARA