TEMPO.CO, Lumajang - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang biasa disapa Gus Ipul sangat mengapresiasi Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang menggelar Istighosah Kubro untuk Keselamatan Bangsa di Stadion Delta Sidoarjo, Minggu pagi, 9 April 2016.
Istighosah Kubro bertema 'Mengetuk Pintu Langit, Menggapai Nurullah' digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-94 NU ini akan dihadiri ribuan warga nahdliyin dari pengurus dari seluruh daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur mulai dari cabang hingga tingkat ranting.
Baca Juga:
Baca juga:
Istighosah Kubro PWNU Jatim, Lumajang Kerahkan Ribuan Nahdliyin
Menurut Gus Ipul, kegiatan tersebut sebagai wujud kehadiran alim ulama dan para kyai dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan. "Saya mengapresiasi PWNU Jawa Timur yang mengajak kita semua untuk memohon pertolongan kepada Allah atau menjadikan Allah menjadi penolong kita dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah khususnya yang ada kaitannya dengan masalah berbangsa dan bernegara kita," kata Gus Ipul, Jumat malam kemarin, 7 April 2017 di Lumajang. Dia mengatakan penyelesaian persoalan dengan rencana-rencana dhohir atau ilmiah juga perlu dibarengi dengan untuk pertolongan kepada Allah.
"Sebagai manusia yang beriman, disamping mnyelesaikan masalah dengan rencana-rencana dhohir dan rencana-rencana ilmiah, pada saat yang sama kita perlu pertolongan Allah, untuk menjaga bangsa ini," ujar dia. Gus Ipul mengatakan ketika masa-masa perjuangan kemerdekaan kalau dari sisi akal susah sekali bangsa ini merdeka karena menghadapi senjata modern hanya dengan semisal bambu runcing. Karena itu, menurut Gus Ipul, dalam alinea ke-3 Pembukaan UUD Negera Republik Indonesia, tercantum kalimat 'Atas berkat rahmat Allah yang maha Kuasa' maka kemerdekaan bangsa bisa diraih.
Baca pula:
Prihatin Kondisi Bangsa, NU Jawa Timur Gelar Istighosah Kubro
Ditanya ihwal kemungkinan situasi bangsa dalam keadaan yang genting sehingga Istighosah Kubro PWNU Jawa Timur digelar, Gus Ipul mengatakan bagi ulama yang penting adalah bagaimana umat bisa sejahtera. Karena itu, kata dia, ada tiga hal yang diperjuangkan NU. Pertama adalah soal cara berpikir yang berdasarkan mazhab. "Kalau ada masalah, masalah itu dihadapi dengan cara berpikir ala para ulama dan para kiai, dalam rangka menyelesaikan masalah," katanya. Artinya, para kyai akan ikut menyelesaikan dari sisi referensi yang dimiliki kiai-kiai.
Ketika sebelum NU lahir, yang pertama hadir itu adalah Taswirul Afkar atau tempat kiai berdebat. "Bahtsul massail kalau jaman sekarang," katanya. Kedua, kata Gus Ipul, cinta tanah air atau Nahdlatul Wathan. "Masalah-masalah yang kaitannya bernegara berbangsa, kiai selalu hadir. Karena itu yang dianggap oleh kiai sangat penting. Kita punya iman tetapi tidak punya negara ya susah, punya negara tetapi tiidak bisa menjalankan iman kita juga susah, maka dari itu cinta tanah air," katanya. Dan ketiga adalah Nahdlatut Tujjar atau masalah ekomomi umat yang betul-betul dipikirkan.
"Sekarang ini kesenjangan cukup serius, karena itulah tiga hal ini yang membuat kiai-kiai perlu membikin satu gerakan batin, lewat macam-macam, ibadah ritual d iantaranya adalah bikin istighatsah," ujarnya.
DAVID PRIYASIDHARTA