TEMPO.CO, Jakarta – Komisi Yudisial secara resmi menutup penerimaan usul seleksi calon hakim agung 2017 pada Jumat, 7 April 2017, pukul 16.00.
”Sejak dibuka pada Rabu, 8 Maret 2017, KY sudah menerima 88 orang yang diusulkan untuk mengikuti seleksi calon hakim agung (CHA),” ujar juru bicara Komisi Yudisial, Farid Wajdi, melalui pesan pendek yang diterima di Jakarta, Jumat, 7 April 2017.
Baca juga: Komisi Yudisial Dituntut Aktif Periksa Calon Hakim Agung
Meskipun pendaftaran calon hakim agung sudah ditutup pada Jumat, 7 April 2017, Farid mengatakan jumlah pendaftar masih bisa bertambah karena calon yang mengirim berkas pendaftaran melalui jalur pos masih akan diterima paling lambat pada Selasa, 11 April 2017.
Dari 88 pendaftar seleksi calon hakim agung, 49 orang berasal dari jalur karier, sedangkan 39 sisanya berasal dari jalur non-karier. “Berdasarkan jenis kelamin, dari 88 pendaftar, hanya delapan orang perempuan,” kata Farid.
Sedangkan berdasarkan jenis kamar yang dipilih, 22 orang memilih kamar agama, 24 memilih kamar pidana, 32 orang memilih kamar perdata, 7 orang memilih kamar tata usaha negara, dan 3 orang memilih kamar militer.
Simak pula: Seleksi Hakim Agung, Aktivis Temukan Nama-nama Bermasalah
Dilihat dari profesi pendaftar seleksi calon hakim agung, sebanyak 51 orang merupakan hakim, 21 orang akademikus, 1 orang notaris, 6 orang pengacara, dan profesi lainnya berjumlah 9 orang.
Setelah penutupan pendaftaran seleksi calon hakim agung, KY akan melakukan seleksi administrasi dengan meneliti berkas kelengkapan calon hakim agung sesuai dengan persyaratan administratif.
Seleksi calon hakim agung ini dilakukan untuk mengisi kekosongan enam jabatan hakim agung di Mahkamah Agung (MA) yang terdiri atas 1 orang untuk kamar pidana, 2 orang untuk kamar perdata, 1 orang untuk kamar militer, dan 1 orang untuk kamar tata usaha negara.
Lihat juga: Alasan Komisi Hukum DPR Hanya Loloskan 3 Hakim Agung pada 2016
ANTARA