TEMPO.CO, Ponorogo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengingatkan dan mengantisipasi potensi banjir bandang yang sangat mungkin terjadi seiring hujan deras yang terjadi selama proses pencarian berlangsung.
Kepala BPBD Ponorogo Sumani mengatakan kondisi memburuk sejak dua hari terakhir karena intensitas curah hujan tinggi memicu longsor kecil di sektor A. Hal ini sempat membuat panik tim relawan dan unsur SAR dalam menyelamatkan diri.
Baca: Kenapa Evakuasi Longsor Ponorogo Lebih Sulit dari Banjarnegara
Potensi bencana susulan tak hanya longsor yang masih mungkin terjadi di sekitar lereng Gunung Gede yang dilaporkan ada temuan rekahan memanjang kanan-kiri dari titik longsor utama. Namun, kata Sumani, yang lebih membahayakan penduduk dan tim relawan saat ini adalah ancaman banjir bandang. Sebab hujan dari arah puncak hingga permukiman telah menyebabkan material lumpur longsoran sepanjang 1,5 kilometer di arah pemukiman menjadi lembek dan jenuh air.
Kondisi tersebut masih diperparah oleh tiga sumber air di sekitar lokasi longsor yang tertimbun material tanah sehingga dimungkinkan mencari celah jalan keluar baru yang memicu pergerakan tanah lanjutan.
Baca: BPBD Jawa Timur: Wilayah Longsor Ponorogo Termasuk Rawan Bencana
"Yang terdampak jika banjir bandang sampai 200 perumahan. Jika tidak dibuka sektor D dan dibersihkan akan banyak korban," kata Sumani, Kamis 6 April 2017.
Untuk mengantisipasi banjir bandang, BPBD menetapkan zona baru di sektor D. Tujuannya, untuk memperlancar aliran lumpur dan antisipasi banjir bandang. Dia menjelaskan zona baru untuk membedah tumpukan timbunan tanah yang sempat tersendat di sektor C.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan terjadi retakan tanah di Desa Dayakan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo hingga menyebabkan 285 jiwa mengungsi ke tempat lebih aman.
Baca: UGM Simpulkan 4 Faktor Dahsyatnya Longsor di Ponorogo
"Kami menerima informasi dari Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ponorogo dan Provinsi ada retakan baru di Desa Dayakan," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Kamis malam 6 April 2017.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, menjelaskan kondisi retakan di bukit lebarnya satu meter dengan kedalaman 300 meter, sedangkan ketinggian bukit mencapai 300 meter. Adanya retakan membuat warga terdampak yang jumlahnya 56 kepala keluarga dengan 285 jiwa harus mengungsi dengan alasan takut serta trauma.
Baca: Tanah Retak Berpotensi Longsor Kembali Ditemukan Di Ponorogo
"Apalagi belum lama ini terjadi longsor di Dukuh Tangkil Desa Banaran, Ponorogo," kata Gus Ipul.
ANTARA | NI