TEMPO.CO, Jakarta - Terungkapnya kasus pembobolan ribuan situs oleh Sultan Haikal, 19 tahun, berawal dari pengaduan PT Global Network (Tiket.com) kepada polisi tentang peretasan pada sistem aplikasi jual-beli tiket daring Tiket.com yang tersambung dengan sistem penjualan tiket pada maskapai penerbangan PT Citilink Indonesia (www.citilink.co.id) pada 11-27 Oktober 2016. Dari tindak kejahatan peretasan ini, PT Global Network mengalami kerugian sampai Rp 1,9 miliar.
Haikal yang melakukan operasi peretasan situs di Jakarta dibantu tiga kaki-tangannya di Balikapan, yaitu MKU, 19 tahun, AI (19), dan NTM (27).
Baca juga:
Begini Cara Sultan Haikal Merekrut Para Pembobol Ribuan Situs
Dari hasil pemeriksaan kepolisian, diketahui tersangka MKU berperan menawarkan penjualan tiket pesawat melalui akun Hairul Joe pada jejaring sosial Facebook. MKU memiliki username dan password untuk masuk ke server Citilink yang didapatkannya dengan cara meretas situs Tiket.com bersama tersangka Haikal.
"Tersangka melakukan login terhadap server Citilink dengan menggunakan username dan password milik travel agen Tiket.com dengan tujuan mendapatkan kode booking tiket pesawat Citilink untuk dijual ke pembeli," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Kepolisian Negara Republik Indonesia Brigadir Jenderal Rikwanto.
Baca pula:
Polisi Periksa Haikal, Tersangka Otak Peretas Ribuan Situs
Sedangkan tersangka AL bertugas memasukkan data pesanan tiket pesawat Citilink dari pembeli yang selanjutnya data tersebut dimasukkan ke aplikasi penjualan maskapai Citilink dengan menggunakan username dan password milik travel agen Tiket.com dan setelah kode booking pesawat didapat, selanjutnya kode booking tersebut dikirim ke pihak pembeli
Peran tersangka lainnya, NTM bertugas mencari calon pembeli melalui akun Facebook bernama Nokeyz Dhosite Kashir. Setelah mendapatkan calon pembeli, data calon pembeli diberikan kepada tersangka AL untuk diproses dengan prosedur yang sama.
Tiga pemuda yang ditangkap sebelum Haikal itu bersaksi bahwa ada 4.600 situs yang pernah dibuka Haikal. Namun, tidak semuanya urusan ekonomi atau urusan mendapatkan penghasilan. Kebanyakan peretasan situs itu juga untuk urusan unjuk kemampuan.
ANTARA | S. DIAN ANDRYANTO | REZKI ALVIONITASA