TEMPO.CO, Ponorogo – Warga Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang selamat dari bencana tanah longsor Sabtu pekan lalu segera menempati hunian baru. Sebanyak 14 lokasi telah ditentukan untuk pembangunan rumah darurat bencana.
“Besok (Rabu hari ini) siap dimulai pembangunan rumah daruratnya dengan dibantu TNI dan BPBD,’’ kata Kepala Desa Banaran, Sarnu, Selasa, 4 April 2017.
Menurut dia, bangunan rumah berukuran 5 x 8,5 meter dengan konstruksi dari kayu itu bakal berdiri di ladang milik warga. Lokasinya berpencar. “Ada yang 5 rumah kumpul, 3 rumah, 2 dan 1 juga ada. Lokasinya masih di Desa Banaran,’’ujar Sarnu.
Baca: Longsor Ponorogo, BNPB Antisipasi Bencana Susulan
Lokasi yang ditetapkan itu, ia melanjutkan, dinilai layak dan aman dari kemungkinan terjadi longsor susulan. Sejumlah pihak seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan tim kaji cepat Universitas Gadjah Mada telah memberikan rekomendasi.
Tahapan dan proses serupa, Sarnu menuturkan, juga diberlakukan untuk pembangunan 14 rumah darurat lain. Bencana tanah longsor mengakibatkan 28 rumah penduduk rusak parah dan tidak dapat ditempati. Adapun penghuninya yang berjumlah sekitar 200 orang menempati posko pengungsian. “Untuk (14 rumah) lainnya masih kami carikan lokasinya,’’ kata Sarnu.
Penentuan lokasi juga diperuntukkan bagi tiga rumah tambahan yang penghuninya ketakutan karena berada di zona berbahaya. Sehingga, total rumah darurat yang bakal didirikan sebanyak 31 unit.
Baca: UGM Simpulkan 4 Faktor Dahsyatnya Longsor di Ponorogo
Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni membenarkan rencana pembangunan rumah darurat tersebut. Ia mengistilahkannya sebagai relokasi mandiri lantaran didirikan di lahan milik warga. Sedangkan bagi warga yang tidak memiliki lahan akan dibantu pemerintah. “Kalau untuk biaya pembangunnya ditanggung pemerintah,’’ ujar dia.
Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempertimbangkan merelokasi warga korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, apabila opsi itu diambil, Pemprov Jawa Timur akan membangun rumah sementara untuk para pengungsi korban bencana longsor Ponorogo. Untuk relokasi tersebut, Pemprov akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, TNI Angkatan Darat, dan kepolisian.
“Pemprov akan menanggung bangunannya, sedangkan Bupati Ponorogo akan menanggung terkait dengan tanahnya,” kata Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 3 April 2017.
Baca: Longsor Ponorogo, Begini Warga Trauma dan Ingin Relokasi
Soekarwo menuturkan kajian relokasi warga akan melibatkan ahli geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, untuk memetakan wilayah yang aman bagi pengungsi. Selain itu, ucap dia, pemetaan ini dilakukan agar warga yang tinggal di daerah rawan tersebut bisa segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
“Untuk relokasi, kerja sama ini dilakukan dengan tujuan menentukan kategori tanah yang aman untuk pengungsi itu seperti apa, agar ke depan tidak terulang lagi bencana yang sama,” ucap Soekarwo.
NOFIKA DIAN NUGROHO | JAYANTARA MAHAYU
Video Terkait:
Tiga Korban Longsor Ponorogo, Tim SAR Terus Melakukan Pencarian
Longsor Hancurkan Rumah Sopir, 2 Anaknya Terluka, Satu Meninggal