TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ketebalan material yang mencapai 50 meter mempersulit evakuasi korban longsor di Dusun Tangkil, Pulung, Ponorogo, Jawa Timur. Ia pun menduga banyak korban terseret aliran longsor.
“Ini yang menyebabkan baru tiga orang yang ditemukan, karena luas yang terkena longsor jauh dengan ketebalan mencapai maksimum 50 meter,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Selasa, 4 April 2017. Kondisi cuaca yang terus hujan pun membuat tim harus mengakhiri evakuasi pukul 14.30.
Baca: BPBD Jawa Timur: Wilayah Longsor Ponorogo Termasuk Rawan Bencana
Tim SAR Gabungan menandai beberapa titik permukiman dengan bendera selama evakuasi. Namun Sutopo tak menjamin di bawah material tanah terdapat korban dan bangunan yang masih utuh. “Karena kemungkinan mereka terseret longsoran,” katanya. Morfologi permukaan tanah juga mempersulit tim SAR.
Sutopo menjelaskan, daerah terdampak longsor mencapai 12,2 hektare. Landasan longsoran mencapai 1,1 kilometer dengan volume mencapai 2 juta meter kubik longsoran. Longsor, kata dia, bermula ketika ada keretakan di Bukit Mahkot dengan tinggi 200 meter dan kemiringan 35 persen.
Baca: 4 Desa Terdampak Longsor Ponorogo Kesulitan Air Bersih
Sebanyak 28 orang hilang tertimbun longsor. Tiga orang tewas yang ditemukan adalah Katemi (70 tahun), Iwan Danang Suwandi (30 tahun), dan Sunadi (47 tahun), yang beralamat di Dusun Tangkil. “Korban telah dimakamkan,” katanya. Sebanyak 25 orang masih hilang tertimbun longsor.
Untuk proses evakuasi, Sutopo menyatakan 1.640 personel tim SAR gabungan melakukan pencarian dan penyelamatan korban. Personel terdiri atas 200 personel TNI, 200 personel polisi, 45 anggota Basarnas 45, 100 anggota BPBD, 100 Tagana, juga tim dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, tim kesehatan, relawan, dan Perhutani.
ARKHELAUS W.
Video Terkait:
Tiga Korban Longsor Ponorogo, Tim SAR Terus Melakukan Pencarian
Longsor Hancurkan Rumah Sopir, 2 Anaknya Terluka, Satu Meninggal