TEMPO.CO, Magelang -Kepala Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara Usdiyanto menyatakan sekolah tak menyediakan televisi di tiap asrama dan melarang siswa menggunakan ponsel.
Ia berdalih AMR, siswa berusia 15 tahun yang dituding membunuh Kresna Wahyu Nurachmad, 15 tahun, melakukan perbuatannya terinspirasi dari film. “Film tersebut ditonton lima tahun lalu, sebelum masuk di sekolah ini,” kata Usdiyanto kepada Tempo di SMA Taruna Nusantara, Selasa, 4 April 2017.
Meski menyebut film itu tak ditonton di barak, Usdiyanto mengakui sekolah sering mengadakan menonton acara televisi bersama di GOR. Kegiatan dilakukan bersama keluarga asuh yang terdiri dari pamong dan seluruh siswa sedari kelas 10-13. Tujuannya merekatkan hubungan antar angkatan kepada siswa di SMA Taruna Nusantara.
Namun setelah ada kasus pembunuhan ini, Usdianto tak menyediakan lagi televisi di tiap asrama. Adapun ponsel digunakan hanya pada akhir pekan saja. Dia beralasan, larangan itu bertujuan agar perkembangan akademik siswa tak terganggu.
Adapun film yang ditonton, kata dia, merujuk pada usulan siswa yang kemudian diseleksi oleh Wakil Kepala SMA Bidang Humas, Cecep Iskandar. Film biasanya berkategori informatif, inovatif, dan edukatif. Tapi Usdiyanto mengaku tak menyangka, AMR terinspirasi film yang bermuatan kekerasan.
Kepada siswa, SMA Taruna Nusantara menggencarkan rehabilitasi psikologi. Koordinator Tim Pendampingan dan Pemulihan, Fanti Saktini, mengatakan rehabilitasi melibatkan tim dari Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara juga melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Jiwa Magelang, Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Umum Pusat Karyadi. “Jadi kami mewakili Ikatan Alumni di bidang medis melakukan pendampingan dan pemulihan,” kata alumnus SMA Taruna Nusantara ini.
Rehabilitasi psikologi melibatkan alumni dan pamong yang bertugas menampung beragam keluhan mulai dari psikologis dan akademik. Bila ada keluhan serius, Tim Pendampingan dan Pemulihan menindaklanjuti. Rehabilitasi psikologis di ruang BP, ruang pimpinan, ruang baca, ruang aula dengan dibentuk kelompok kecil. “Kegiatan pemulihan bisa sampai enam bulan tergantung kondisi siswa,” kata dia.
Kepala SMA Taruna Nusantara, Usdiyanto, menerangkan sejak kejadian Jumat lalu, para siswa di Graha 17 trauma. Mereka tidak berani melintasi Graha 17. Bahkan, beberapa diataranya meminta untuk ditemani. “Beragam ya, ada anak yang mudah melupakan, ada yang minta diantarkan, ada yang takut sama sekali,” kata dia.
BETHRIQ KINDY ARRAZY