TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite SMA Taruna Nusantara Letnan Jenderal Purnawirawan Bambang Darmono menilai pembunuhan terhadap siswa sekolah itu, Kresna Wahyu Nurachmad, didasari masalah personal. Kresna diduga dibunuh teman sebaraknya, AMR.
"Ini bukan seperti persoalan Institut Pemerintahan Negeri (IPDN). Ini terkait dengan kriminal yang bersifat personal, bukan dalam konteks pembinaan kesiswaan," ujarnya saat dihubungi Tempo via telepon, Senin, 3 April 2017.
Baca: Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara, Polisi Diminta Transparan
Bambang meyakini, di SMA Taruna Nusantara, tidak ada sistem senioritas dan status tingkatan. Sebab, sistem senioritas identik dengan plonco dan kekerasan fisik. "Tak ada kan? Ini persoalan personal antara AMR dan Kresna, antara kelas 10 angkatan 27," ujarnya.
Meski begitu, Bambang tak menampik adanya masalah terkait dengan pengawasan secara umum di SMA Taruna Nusantara. "Kalau pembinaan dalam arti luas, ya, kena juga. Misalnya, soal tak terpasangnya CCTV sehingga siswa bisa melakukan hal begitu," ucapnya.
Kresna ditemukan tewas bersimbah darah di kompleks barak G-17 kamar B2 SMA Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat, 31 Maret 2017. Ia tewas karena luka sayatan pada lehernya.
Baca juga: Trauma Siswa SMA Taruna Nusantara: Pak, Ada Pembunuh di Sini
Kepolisian Daerah Jawa Tengah telah menetapkan AMR, 15 tahun, sebagai tersangka tunggal. AMR ditahan di tahanan khusus anak Markas II Kepolisian Resor Magelang.
YOHANES PASKALIS