TEMPO.CO, Ponorogo - Pencarian 26 korban hilang akibat tanah longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, belum membuahkan hasil hingga Senin siang, 3 April 2017. Petugas gabungan dari Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI Angkatan Darat, Kepolisian RI, dan para relawan masih melakukan evakuasi di tiga zona kawasan perbukitan tersebut.
"Belum ada perkembangan lebih lanjut," kata pelaksana tugas Kepala BPBD Ponorogo, Sumani, saat ditemui di posko bencana Desa Banaran.
Baca: Evakuasi Longsor Ponorogo, Seribuan Petugas Diterjunkan
Deputi II Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tri Budiarto menjelaskan, pencarian korban juga dengan menurunkan dua ekor anjing pelacak K-9. Menurut dia, hewan itu memiliki daya pengendusan yang bisa diandalkan untuk mencari korban. "(Pengerahan anjing) merupakan salah satu upaya untuk menemukan korban," ucapnya.
Namun, karena material longsor terlalu tebal, pendeteksian keberadaan korban diduga sulit. Hal itu diakui menjadi kesulitan tersendiri dalam proses pencarian.
Karena itu, alat berat berupa ekskavator yang diterjunkan ditambah. Pada hari pertama longsor, Sabtu, 1 April 2017, baru empat ekskavator yang diturunkan untuk mencari korban. "Kemungkinan alat beratnya sudah cukup," ujar Tri.
Baca: Menteri Khofifah Usulkan Relokasi Korban Longsor Ponorogo
Sebelumnya, dua dari 28 korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan dalam keadaan tewas di antara timbunan material longsor dan bangunan rumah dengan ketebalan sekitar 5 meter pada Ahad, 2 April 2017. Keduanya tinggal serumah, yaitu Katemi, 70 tahun, dan Iwan Danang Suwandi, 30 tahun.
NOFIKA DIAN NUGROHO