TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono menyatakan siswa SMA Taruna Nusantara, Krisna Wahyu Nurachmad, yang ditemukan meninggal di kamar, pada Jumat, 31 Maret 2017, dibunuh oleh temannya satu graha (barak) berinisial AMR, 16 tahun.
Kapolda di Magelang, Sabtu, 1 April 2017, mengatakan penetapan tersangka setelah proses penyelidikan dan penyidikan dan juga pemeriksaan terhadap 17 saksi, yakni 13 siswa dan tiga pamong SMA Taruna Nusantara serta satu kasir toko swalayan di Magelang.
Baca: Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara, 16 Saksi hingga CCT Diperiksa Polisi
Saksi kasir toko swalayan adalah tempat pelaku membeli pisau untuk melakukan pembunuhan tersebut.
Selain itu, kata dia, penetapan tersangka berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan Kedokteran Kepolisian dan juga berdasarkan hasil identifikasi.
"Terakhir kami lakukan interogasi mengerucut sehingga pelaku mengakuinya pada Jumat, pukul 21.30 WIB," kata Condro di Magelang, Jawa Tengah.
Kapolda menuturkan motif pelaku melakukan pembunuhan adalah karena sakit hati pada korban.
Simak: Siswa SMA Taruna Nusantara Tewas, Ada Jejak Darah di Pisau Dapur
Krisna ditemukan meninggal di tempat tidur oleh pamong pada Jumat, 31 Maret, sekitar pukul 04.00 WIB. Pada tubuh korban ditemukan luka sepanjang sekitar sepuluh sentimeter.
Atas laporan dari Kepolisian Resor Magelang, Kepolisian Daerah Jawa tengah membentuk tim satuan tugas dan menerjunkan tim dari Pusat Laboratorium Forensik di Semarang untuk menyelidiki kasus ini.
Dalam olah tempat kejadian perkara, petugas menemukan sebilah pisau di kamar mandi yang diduga digunakan untuk membunuh korban. “Jenisnya pisau dapur,” kata Condro.
Pisau tersebut ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan korban. Ia menduga pelaku pembunuhan sengaja membuang pisau itu. Polisi juga menemukan baju dan celana bernoda darah yang diduga milik pelaku di tempat sampah.
ANTARA | EDI FAISOL