TEMPO.CO, Subang - Festival Budaya Ngagubyag yang merupakan festival menangkap ikan tanpa alat diikuti ribuan warga Subang, Jawa Barat. Acara ini digelar di saluran irigisai sekunder Leuwinangka, Kelurahan Dangdeur dan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indondonesia.
"Sesuai hasil verifikasi data, peserta yang mengikuti budaya Ngagubyag ini diikuti 2.705 orang. Padahal, panitia semula mengajukan data peserta 2.500 orang. Ini berarti sudah memecahkan rekor MURI," kata Triyono, perwakilan dari manajemen MURI, saat mengumumkan pemecahan rekor di lokasi Ngagubyag, saluran irigasi sekunder Leuwinangka, Sabtu, 1 April 2017.
Menurut Triyono, aksi spontan menangkap ikan tanpa alat ini memecahkan rekor sebelumnya yang ditorehkan Pemprov DKI Jakarta saat menghelat acara tangkap ikan lele tanpa alat di taman air mancur Monas. Acara ini yang diikuti sekitar 1.000 peserta.
"Luar biasa. Ini menjadi sejarah bahwa masyarakat Subang masih mencintai budaya tradisi yang diwariskan para leluhurnya," tegas Triyono. Acara ini diramaikan ribuan warga yang datang dengan antusias dari berbagai penjuru pedesaan yang ada di wilayah Kabupaten Subang.
Plt.Bupati Subang, Imas Aryumningsih, menghadiri dan membuka acara Ngagubyag ini. Dia mengatakan kegiatan Ngagubyag ini memiliki falsafah merajut silaturahmi antarsesama warga dalam suasana kebersamaan dan kegembiraan.
"Yang lebih penting lagi, mengingatkan bahwa ikan harus dikembalikan ke habitatnya yakni sungai dan kolam yang bersih," kata Imas. Kecuali itu, ikan hasil tangkapannya bisa menjadi lauk-pauk yang memiliki protein tinggi yang menyehatkan dan mencerdaskan.
"Kami juga ingin mendeklarasikan bahwa Subang adalah “Kota Ikan Tawar” di Jawa Barat. Karena, ikan produksi Subang, yang dipelihara di kolam-kolam deras itu, memiliki cita-rasa yang enak dan tidak bau tanah," jelas Imas.
Imas mengaku puas karena festival Ngagubyag yang dihelat dalam rangkai acara peringatan Hari Jadi Subang ke 69 yang akan jatuh pada 5 April 2017 ini berlangsung sukses.
"Kami, ingin menghelatnya lagi dengan peserta yang lebih banyak lagi pada tahun depan," kata dia.
Ketua penyelenggara Festival Budaya Ngagubyag 2018, Suwarna, mengatakan, ikan yang ditanam dan diperbutkan ribuan orang laki-laki dan perempuan itu, berjumlah sebanyak 6 ton.
"Ukuran ikannya 4-5 ekor per kilogramnya. Ditanam di saluran sekunder dengan lebar 12 meter dan panjang 500 meteran," kata Suwarna.
Proses Ngagubyagnya sendiri berlangsung selama 30 menit. Setelah itu, sisa ikan yang masih ada di saluran berisi air mengalir setinggi 40 sentimeter itu bisa diambil dengan menggunakan alat tangkapan semisal jaring.
Yang, menarik, peserta yang beruntung dalam aksi tangkap ikan tanpa alat tersebut juga berhak mendapatkan hadiah doorprize sepeda, kulkas, kipas angin dan handphone.
"Asyik juga, meski basah-basahan dan kotor-kotoran, dapat ikan banyak dan hadiah," ujar Ahmad. Dia berharap budaya Ngagubyag itu dilakukan tahun depan.
"Ini kan jadi pesta rakyat, saat daerahnya berulang tahun," timpal Undang, peserta lainnya.
NANANG SUTISNA