TEMPO.CO, Jakarta - Suku Mante yang ditemukan di Aceh mulai menjadi sorotan sejak video yang viral di dunia maya. Muncul pro dan kontra agar mereka dibiarkan hidup di hutan dan tidak diganggu .Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberadaan suku Mante di Aceh mesti dilindungi pemerintah agar tidak punah. Caranya, melalui Komunitas Adat Terpencil (KAT).
"Ini bentuk perlindungan. Karena kondisi hutan yang mereka tempati berbeda dengan dulu yang mungkin udaranya masih bersih, airnya tidak tercemar dan mudah mendapatkan makanan," kata Mensos di Jakarta, Jumat 31 Maret 2017.
Baca:
Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video
Heboh Orang Mante, Antropolog: Jangan Intervensi Suku Pedalaman
Khofifah melanjutkan, bukan kali ini saja muncul perdebatan tentang pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Dia mengaku menghadapi perdebatan yang sama saat menangani Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi.
Menurut Khofifah, melihat kondisi lingkungan dan hutan yang ditempati Komunitas Adat Terpencil tidak sama lagi dengan dulu, seharusnya menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan perlakuan apa diberikan.
"Saya minta untuk dijadikan satu kesatuan ketika kita mengambil posisi bagaimana sebetulnya kita mengambil perlakuan ke suku Mante," tutur Khofifah.
Dia menyamakan Suku Mante Aceh dengan Suku Anak Dalam Jambi. Ketika Kementerian turun tangan menangani Suku Anak Dalam di Jambi, suku tersebut diberi kesempatan tetap di hutan mereka. Meski, kondisi hutan yang kini sudah beralih fungsi mesti masuk dalam pertimbangan.
Baca juga:
Suku Anak Dalam Mengungsi ke Hutan Bengkulu, Ini Penyebabnya
Pemerintah Siapkan 500 Rumah untuk Suku Anak Dalam
Mensos Khofifah mengatakan sudah memerintahkan dinas sosial setempat menyisir keberadaan Suku Mante di Aceh.
Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Hasbullah mengatakan, Kementerian Sosial siap jika diminta untuk melakukan intervensi perlindungan sosial bagi Suku Mante.
"Selama mereka terdata, kami siap memberikan pemberdayaan sama seperti kepada KAT lainnya meliputi ekonomi, sosial dan budaya," ujar Hasbullah.
ANTARA