TEMPO.CO, Surabaya - Meski tersangkut kasus korupsi pengembalian komisi (kick back), PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia menyatakan tetap bertekad menyelesaikan pesanan kapal Filipina. Kapal jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) itu merupakan pesanan kedua Departemen Pertahanan Filipina, setelah pada 13 Mei 2016 kapal pertama, SSV-1 BRP Tarlac dikirim.
Manajer Humas PT PAL Bayu Witjaksono mengakui pemberitaan mengenai operasi tangkap tangan pejabat dan personel PT PAL itu membuat mereka kaget. “Tapi kami tetap berkomitmen menyelesaikan program yang sudah dijalankan,” kata Bayu kepada Tempo di kantornya, Jumat, 31 Maret 2017.
Baca:
Pejabat PT PAL Diduga Terima Komisi Penjualan Kapal ke Filipina
PT Dok dan PT PAL Bantah Pejabatnya Kena OTT KPK
Bayu mengatakan produksi kapal perang maupun niaga di galangan PT PAL tetap berjalan seperti biasa. Menurut dia perseroan harus menjaga prosedur produksi agar proyek tidak terlambat serta menjaga kepercayaan mitra kerja. “Semua proses aktivitas dan kegiatan produksi, mulai pembangunan kapal, pemeliharaan kapal, sampai pembangunan proyek rekayasa umum harus berjalan lancar sesuai target.”
Kapal perang SSV-2 merupakan hasil pengembangan yang dilakukan PAL Indonesia setelah SSV-1. Rencananya, kapal itu akan secara resmi diserahkan kepada Departemen Pertahanan Filipina pada akhir April 2017 dan dinamai Davao Del Sur, tempat kelahiran Presiden Filipinan Rodrigo Duterte. “Pengerjaannya lebih cepat dua bulan dari target Juni 2017,” kata Bayu.
Kini pengerjaan kapal SSV-2 memasuki tahap akhir pengerjaan. PT PAL melakukan serangkaian aktivitas familirisasi pengoperasian kapal kepada para calon awak kapal asal Filipina. “Sejak beberapa pekan lalu, 119 kru kapal mulai komandan sampai anak buah kapal Filipina dikirim ke PT PAL,” ujarnya.
Baca juga:
Ceramah di 5 Kota, Zakir Naik: Islam Tak Pernah Memaksa Siapapun
Siswa SMA Taruna Nusantara Tewas, Ini Kata Pengelola Sekolah
Kapal pertama yang dirampungkan galangan kapal pelat merah itu SSV-1 BRP Tarlac (LD-601). Seusai keinginan pemerintah Filipina, kapal itu dinamai Tarlac yang merupakan nama provinsi kelahiran Presiden Filipina saat itu, Benigno Simeon Aquino. Pengerjaan SSV-1 Tarlac dimulai pada 2014 dan selesai pada 2 Mei 2016. Seremoni serah terima kepada pihak Filipina dilakukan pada 13 Mei 2016.
Kemarin saat penyidik KPK mendatangi kantornya, kata Bayu, seluruh jajaran direksi dan komisaris tengah menggelar rapat. Rapat itu merupakan persiapan teknis menjelang laporan tahunan buku 2016 di depan Kementerian BUMN di Hotel Sheraton Surabaya selama dua hari, 30-31 Maret 2017. Pertemuan tahunan itu sedianya dihadiri PT PAL bersama klaster National Shipbuilding and Heavy Industry (NSHI). “Karena peristiwa ini, giliran PT PAL ditunda dan nanti dijadwalkan ulang.”
ARTIKA RACHMI FARMITA