TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tak mempermasalahkan unjuk rasa 31 Maret atau aksi 313 yang digelar Forum Umat Islam (FUI) di sekitar Istana Kepresidenan. Aksi itu berisi tuntutan agar pemerintah mencopot Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Itulah wujud demokrasi. Ya, ini kita hadapi," ujar Ryamizard saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 31 Maret 2017.
Baca Juga:
Meskipun begitu, Ryamizard mengaku lebih menginginkan para pendemo menyelesaikan masalah lewat diskusi, bersama para pemangku kepentingan. Hal itu lantaran munculnya unjuk rasa berulang yang tuntutannya sama.
Baca: Aksi 313 Digelar, Ini Kata Muhammadiyah
Aksi menuntut pencopotan Ahok sudah berlangsung menjelang akhir 2016. Massa tak setuju jika Ahok yang kini menjadi terdakwa kasus penistaan agama, masih duduk di kursi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga:
"Ya kita harus duduk bersama dulu, antara pejabat juga keamanan negara. Kita ngomong-lah, tak boleh sepihak-sepihak begitu," ujar Ryamizard.
Pagar kantor Kementerian Pertahanan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, tertutup rapat. Kemhan hanya memberi akses masuk bagi publik dan pejabatnya melalui pintu belakang, yang berseberangan dengan Jalan Abdul Muis.
Baca: FUI Gelar Aksi 313 Tuntut Ahok Dicopot, Ini Tanggapan Istana
Dari pantauan Tempo pada pukul 12.00 WIB, Jalan Medan Merdeka Barat steril dari kendaraan. Ratusan anggota Brigade Mobil Kepolisian RI dan sejumlah kendaraan taktis disiagakan di depan kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Barikade kawat besi pun dipasang di bawah jembatan penyeberangan, yang persis berada di depan Kementerian Pariwisata.
Suasana di gerbang Monumen Nasional (Monas), tepatnya di Patung Kuda Arjuna Wiwaha tampak lengang. Peserta aksi mulai berdatangan tapi dalam jumlah kecil. Mereka menyebar di persimpangan Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat, ketika hujan turun.
YOHANES PASKALIS
Baca: Peserta Aksi 313 Rela Cuti Kerja untuk Ikut Unjuk Rasa