TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah Indonesia dan Prancis menandatangani kerja sama pertahanan dalam kunjungan Presiden Prancis François Hollande kemarin, Rabu, 29 Maret 2017. Salah satu bentuknya adalah pengadaan senjata atau alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Banyak jenisnya. Ada meriam, roket, helikopter serbu, dan sebagainya," kata Ryamizard kepada media di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis, 30 Maret 2017. Dia enggan menyebutkan nilai dari perjanjian kerja sama pengadaan senjata itu. Namun ia menyatakan bahwa pengadaan alutsista dari Prancis tidak akan sepenuhnya dalam bentuk uang.
Baca Juga:
Baca: Kunjungan Bersejarah, Jokowi Sambut Presiden Prancis ...
Sekian persen dari pengadaan alutsista asal Prancis akan dibayarkan dengan komoditas yang dibutuhkan negara itu. Ryamizard menolak menyebutnya dengan barter. "Bukan barter juga, tapi misalnya 35 persen nanti (dari nilai pengadaan) diganti sesuatu," ujar Ryamizard.
Ditanyai komoditas apa yang kira-kira akan diminta Prancis, Ryamizard mengaku belum tahu. Ia mengatakan hal itu akan dibahas dulu bersama Menteri Perdagangan. Untuk memperlancar pelaksanaannya, Ryamizard akan membentuk kelompok kerja bersama perwakilan Prancis.
Baca juga:
Ganjar: Setya Novanto Pernah Minta Agar Tak Galak Soal E-KTP
Terdakwa Korupsi E-KTP Sebut Empat Kali Beri Uang kepada Miryam
Hollande dan Jokowi membahas sejumlah hal. Beberapa di antaranya terkait dengan kerja sama bilateral di bidang kemaritiman, ekonomi kreatif, infrastruktur, dan energi.
Hollande adalah Presiden Prancis pertama yang berkunjung ke Indonesia sejak 30 tahun lalu. Kementerian Luar Negeri menyebut kunjungan Hollande sebagai kunjungan bersejarah.
ISTMAN M.P.