TEMPO.CO, Bandung — Manajer PT PLN Distrbusi Jawa Barat Area Sumedang Ririn Rachmawardini mengatakan perusahaan akan membangun jaringan untuk memasok listrik ke Bandara Kertajati, Majelengka, Jawa Barat.
“Kita menunggu setelah ada PKS (Perjanjian Kerja Sama) ini, ada legalitasnya baru berjalan. Untuk investasi yang ditanamkan PLN menarik 3 penyulang dari GI (Gardu Induk) Cikedung itu kurang lebih 78 miliar,” kata dia setela penandatangan PKS antara PLN bersama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Bandung, Kamis, 30 Maret 2017.
Ririn mengatakan, PLN sudah melayangkan perizinan pada pemerintah Majalengka dan provinsi Jawa Barat untuk membangun jaringan kabel bawah tanah sepanjang 38 kilometer dari GI Cikedung menuju bandara Kertajati. “Suplai dari GI Cikedung masih mampu, dari kapasitas 29 MW, akan terpakai 15 MW,” kata dia.
Menurut Ririn, pembangunan saluran listrik itu diperkirakan akan memakan waktu 3-4 bulan. PLN sendiri akan menyiapkan pasokan listrik cadangan untuk bandara. “Bandara ini obyek vital, nantinya BIJB ini akan di suplai dari dua Gardu Induk, dari Cikedung dan back-upnya dari Kadipaten Baru,” kata dia.
Ririn mengatakan manajemen PT BIJB meminta sambungan listrik sudah mulai bisa terpasang pada Juli 2017 ini. “Juli ini untuk komisioning, sedangkan untuk opersional bandar sendiri (sudah tersambung) Februari 2018,” kata dia.
PLN menjamin akan memasok listrik berapapun yang diminta untuk kebutuhan bandara itu. “Sementara yang dibutuhkan sesuai permohonan itu 15 MW, akan ada pengembangan. PLN akan melayani sesuai kebutuhan. Badara memerlukan berapa, itu kita layani,” kata Ririn.
Menurut Ririn, AirNav juga sudah meminta penyediaan pasokan listrik untuk kebutuhan fasilitasnya ATC di bandara itu setara 1,5 MW. AirNav meminta agar pasokan listrik sudah bisa tersambung April 2017 ini. “Dia perlu komisioning Aparil ini,” kata dia.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, 15 MW itu merupakan kebutuhan listrik tahap pertama untuk opersional bandara Kerajati. “Itu tahap satu, kalau keseluruhannya itu sekitar 70 MW,” kata dia di Bandung, Kamis, 30 Maret 2017.
Baca: Konstruksi Terminal Bandara Kertajati Rampung November 2017
Virda mengatakan kebutuhan listrik lebih besar lagi untuk kawasan industri Aerocity, kawasan penunjang bandara itu. “Nanti ada tiga back-upnya. Pertama kita punya punya genset tapi itu sangat minim, setelah itu listrik PLN, dan ‘power-plant’,” kata dia. Rencana membangun pembangkit sendir masih dalam proses. “Masih proses”
Menurut Virda, PLN lebih siap memasok listrik karena ada kelebihan pasokan listrik untuk Jawa-Bali saat ini. “Makanya bisa lebih cepat,” kata dia.
Baca: Kemenhub Gelontorkan Rp 240 Miliar untuk Bandara Kertajati
Virda mengatakan, PT BIJB menginginkan agar listrik sudah mulai tersambung ke bandara itu pada Juli 2017 ini. “Mulai Juli ini sudah ada testing commissioning (pengujian), karena sudah ada pekerjaan yang selsai,” kata dia.
Menurut Virda, pekerjaan jalan akses bandara hingga simpang susun menuju terminal bandara per 26 Maret 2017 lalu, sudah menembus 73,65 persen. Perkiraaan pengerjaan infrastruktur akses menuju bandara itu rampung Juli 2017 ini. “Listrik itu untuk menguji lampu penerangan jalan akses, itu dinyala-nyalain,” kata dia.
Lihat: Jawa Barat Gandeng Angkasa Pura II Operasikan Kertajati
Pengerjaan sisa konstruksi bandara yakni bangunan penunjang telah mencapai 43,52 persen dan dijadwalkan rampung Agustus 2017. Lalu pengerjaan infrastruktur terminal bandara telah mencapai 26,57 persen dan ditargetkan rampung Desember 2017.
Total pengerjaan tiga paket sisi darat bandara itu per 26 Maret 2017 baru 37,54 persen. Di luar itu, AirNav juga mengerjakan infrastruktur sisi udara bandara yakni fasilitas ATC yang pengerjaannya baru sekitar 50 persen.
Virda mengatakan commissioning itu untuk menguji peralatan listrik yang ada di dalam fasilitas bandara ini. “Testing commissioning ini untuk mengetes hasil pengerjaannya, sambil sertifikasi, sebelum diserah-terimakan,” kata Virda.
AHMAD FIKRI