TEMPO.CO, Jakarta - Calon hakim Mahkamah Konstitusi, Saldi Isra, mengusulkan para hakim Mahkamah mempunyai tim pendukung. Ia menyebutnya justice office. Dibentuknya tim pendukung itu agar para hakim mempunyai perspektif yang luas dalam menghadapi persoalan.
"Justice office harus menyediakan (apa yang menjadi) keterbatasan hakim," kata Saldi saat menjalani tes wawancara seleksi calon hakim Mahkamah di Sekretariat Negara, Jakarta, Senin, 27 Maret 2017. Pernyataan Saldi itu menjawab pertanyaan ketua panitia seleksi (pansel), Harjono. Dalam sesi wawancara terbuka, Harjono menanyakan kepada Saldi, bagaimana menjaga agar putusan hakim bisa berkualitas.
Baca juga:
Alasan Saldi Isra Ikut Seleksi Hakim Mahkamah Konstitusi Gantikan Patrialis
Pansel calon hakim Mahkamah menggelar sesi tes wawancara. Sesi wawancara terbuka itu dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama yang berlangsung Senin, 27 Maret 2017, diikuti lima kandidat. Gelombang kedua dijadwalkan digelar pada Rabu nanti dengan diikuti enam peserta.
Selain Saldi, calon hakim Mahkamah yang diuji hari ini ialah Wicipto Setiadi, Muslich, Muhammad Yamin Lubis, dan Mudji Estiningsih. Setiap peserta diberi jatah satu jam untuk menjawab berbagai pertanyaan pansel.
Lebih lanjut, Saldi, yang dikenal sebagai ahli hukum tata negara, menuturkan kehadiran justice office juga bertujuan membantu kinerja hakim. Sebab, tutur dia, tidak semua hakim memahami persoalan hukum yang dihadapi. "Saya, misalnya, belajar hukum tata negara. Kalau berdebat jauh ke wilayah pidana, saya tidak paham," ujarnya.
Ditanya persiapan apa yang dilakukan untuk mengikuti ujian wawancara, Saldi mengaku tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi pertanyaan pansel. Ia mengatakan persiapan berjalan seiring waktu karena sehari-harinya bergerak di isu konstitusi. "Kemarin, saya ikut seleksi calon penasihat KPK, sekarang wawancara untuk menjadi hakim Mahkamah," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN
Simak:
DPR Pastikan Seleksi Calon Komisioner KPU-Bawaslu Awal April