TEMPO.CO, Surabaya - Pengamat komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo memprediksi akan muncul calon perseorangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018.
"Bukan tidak mungkin calon perseorangan akan muncul karena banyak alasan sebagai faktor pendukung," ujarnya, Kamis 23 Maret 2017.
Menurut dia, sangat besar peluang munculnya calon perseorangan karena saat ini mesin partai politik kurang bisa diterima kehadirannya di masyarakat. "Kalau ada partai politik yang memunculkan kandidat, itu tidak sejalan dengan harapan masyarakat," ucap Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair tersebut.
Baca: Ketua Bawaslu RI: Belum Ada Kedewasaan Berpolitik di Pilkada
Selain itu, keberadaan media sosial saat ini menjadi ruang publik yang mampu menggiring opini. Dengan demikian, calon perseorangan punya kesempatan mendapat tempat di masyarakat. Suko mengatakan tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai bupati atau menteri asal Jatim kemungkinan akan muncul dan mengikuti Pilkada Jatim periode 2019-2024.
Beberapa nama yang sudah disebut-sebut maju melalui jalur perseorangan antara lain mantan Menkominfo M. Nuh, Wali Kota Batu yang tidak lama lagi akan diganti Edy Rumpoko, mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin, akademisi muda Mufti Mubaroq, dan beberapa nama lainnya.
Pada kesempatan terpisah, akademisi Mufti Mubaroq membenarkan rencananya maju sebagai calon perseorangan. Dia mengaku sedang menyusun sekaligus memantau dinamika perpolitikan menjelang Pilkada Jatim 2018.
"Kalau nantinya masyarakat mengharapkan maka saya akan maju dari jalur perseorangan, sebab syarat yang harus didapat juga pasti tidak bisa lepas dari masyarakat," kata dosen berusia 43 tahun yang sudah bergelar guru besar di bidang ekonomi tersebut.
Baca: Pilgub Jabar 2018, PDIP Buka Penjaringan Kandidat Dua Bulan Lagi
Calon perseorangan, lanjut dia, dinilai manjadi alternatif jika masyarakat tak menginginkan kandidat dari partai politik.
Sedangkan, mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminudin menegaskan tak akan maju melalui calon perseorangan meski namanya disebut-sebut sebagai calon alternatif. Bahkan telah ada gerakan massa yang mendorongnya dan membantu mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) maupun persyaratan lainnya.
"Saya sekarang ini menjadi bagian dari partai politik dan sudah memiliki ukuran apa yang harus dilakukan ke depan. Jadi, kalau maju lewat perseorangan saya rasa tidak akan mungkin," kata anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI tersebut.
ANTARA