TEMPO.CO, Jakarta - Nanang Kosim, terduga teroris yang tewas ditembak Tim Densus 88 Antiteror Polri di Cilegon, Banten, kemarin, dikenal ahli persenjataan. Hal ini dinyatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri. "Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan," kata Rikwanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 23 Maret 2017.
Menurut Rikwanto, Nanang pernah mengikuti pertemuan Anshor Daulah di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 20-25 November 2015. Jejak Nanang Kosim ini pun sangat jelas dalam catatan kepolisian, khususnya Densus 88 Antiteror Polri. Terutama ia punya peran dalam pelatihan militer kelompok tersebut di Halmahera, Maluku Utara.
Baca juga:
Polisi Periksa Rumah Terduga Teroris di Pamulang, Siapa Bambang?
Namun, gerakan Nanang kemudian terbaca dan berhasil dibekuk di Cilegon, kemarin siang. Rikwanto menjelaskan. Mobil yang ditumpangi Nanang dan Ojid Abdul Majid, setiba di Ciwandan dari Anyer itu berusaha terus melaju dan menabrak mobil petugas yang coba menghadang. Baku tembak pun terjadi. Tim Densus 88 segera menghentikan mobil tersebut dan melumpuhkannya. Nanang meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit, Ojid terluka tangannya, sementara Achmad Supriyanto dan Icuk Pamulang di mobil lain berhasil diamankan.
Baca pula:
Penangkapan Terduga Teroris Banten, Polisi Geledah Rumah Istri
Densus 88 Sergap 4 Terduga Teroris di Banten Satu Orang Tewas
Nanang Kosim diketahui baru menikah dengan YN, 43 tahun, perempuan asal Kampung Sukamantri, RT 14 RW 06, Desa/Kecamatan Kalapanunggal, Sukabumi. Kapolsek Kalapanunggal AKP Sumidjo mengatakan YN dan Nanang Kosim menikah pada Januari lalu yang disaksikan kepala desa setempat.
Masyarakat mengenal lelaki itu berprofesi jual-beli mobil, mudah bergaul dengan tetangga dan ramah, bahkan anak-anak memanggilnya 'abah'. Betapa terkejutnya warga Kampung Skamantri, ketika rumah YN, istrinya digeledah polisi dan disampaikan Nanang tewas tertembak di Cilegon, Banten. Mereka tidak ada yang mengetahui gelagat bahwa Nanang diduga menjadi salah satu anggota jaringan teroris di Indonesia.
S. DIAN ANDRYANTO I ANTARA