TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau menilai bencana banjir yang berkepanjangan melanda Riau diakibatkan maraknya alih fungsi lahan di bagian hulu aliran sungai kampar dan Limapuluh Kota Sumatera Barat. Walhi mencatat setidaknya 31 izin tambang dikeluarkan pemerintah di hulu Sumatera Barat yang seharusnya menjadi kawasan lindung.
"Akibatnya bendungan PLTA Kotopanjang, Kampar tidak mampu menampung derasnya debit air saat musim hujan tiba," kata Direktur Eksekutif Walhi Riau Riko Kurniawan, kepada Tempo, Kamis, 23 Maret 2017.
Baca : Warga Riau Waspadai Banjir Sungai Kampar
Menurut Riko, DAM Kotopanjang yang seharusnya bisa menahan banjir gagal menjalankan fungsinya sehingga pintu air terpaksa dibuka, debit air yang cukup deras akhirnya meluber hingga merendam pemukiman warga di kawasan sungai kampar.
Sedangkan persoalan di hiliryan Riko menambahkan, kawasan water catchment area yang seharusnya menjadi kawasan lindung beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit di wilayah Riau. Belum lagi adanya perizinan ilegal yang mengekploitasi daerah aliran sungai. Alih fungsi hutan menjadi kebun sawit dituding menjadi penyebab banjir.
"Banyaknya kawasan hutan dialihfungsikan menjadi kebun sawit membuat hutan tidak lagi mempunyai fungsi menahan air secara ekosistem," jelasnya.
Riko meminta pemerintah Riau kembali membenahi water catchment area yang telah dirusak oleh perizinan tambang maupun kelapa sawit. Pengalaman PLTA Koto panjang kata dia, hendaknya menjadi evaluasi pemerintah untuk tidak lagi membangun DAM dalam skala besar.
Simak juga : Tambang Emas Pobaya Ditutup, Kata Pemda Sulawesi Tengah
"Akibat salah pembangunan DAM ini, efeknya di musim kemarau listrik tetap padam, saat musim hujan tiba terjadi banjir, jadi artinya sama saja, kemampuan mereka mengelola air dipertanyakan," ucapnya.
Bencana banjir melanda Riau selama dua pekan akibat luapan air sungai kampar. Lebih dari dua ribu rumah warga terendam banjir di lima kabupaten di Riau seperti Kampar, Rokan Hulu, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Kuantan Singigi.
Setidaknya 10 ribu warga Riau terdampak banjir. Satu korban dilaporkan tewas akibat hanyut terbawa air di Pelalawan. Belakangan banjir di beberapa kawasan mulai surut. Warga pun kembali beraktivitas seperti semula.
RIYAN NOFITRA