Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Sosok Patmi di Mata Peserta Aksi Dipasung Semen

image-gnews
Seorang petani Kendeng membantu petani lainnya yang mengikuti aksi semen kaki di depan Istana Negara Jakarta. TEMPO/Yohanes Paskalis
Seorang petani Kendeng membantu petani lainnya yang mengikuti aksi semen kaki di depan Istana Negara Jakarta. TEMPO/Yohanes Paskalis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Patmi meninggalkan luka mendalam bagi peserta aksi 'Dipasung Semen' jilid dua. Perempuan, 48 tahun, warga Kendeng, yang menjadi bagian dari aksi itu, meninggal pada Selasa dini hari, 21 Maret 2017, pukul 02.55 di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta Pusat.

Patmi bersama lebih dari 50 warga Kabupaten Pati dan Rembang, melakukan aksi 'Dipasung Semen' untuk menyampaikan protes kepada pemerintah pusat dan daerah atas pengoperasian pabrik semen milik PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah.

Baca: Detik-detik Meninggalnya Patmi, Peserta Dipasung Semen

Koko, salah satu anggota Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya Patmi. "Setelah melakukan aksi hari ke-8 kemarin, saya ingin katakan bahwa kita semua akan mati, cuma kita yang bisa pilih jalan sebelumnya. Mati dalam mencintai ibu pertiwi atau mendurhakai ibu pertiwi," ujar Koko, di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Selasa, 21 Maret 2017.

Koko menilai Patmi sebagai sosok pejuang yang berani. Ia mengibaratkan Patmi sebagai sebuah padma atau bunga. Ia berharap kematian Patmi justru bisa dijadikan momentum untuk menumbuhkan bunga-bunga yang bermekaran. Selain itu, kepergian Patmi bisa menjadi momen untuk menumbuhkan bunga perlawanan di seluruh nusantara dalam memberantas kezaliman.

Ani, peserta aksi 'Dipasung Semen' lain, mengenang sosok Patmi. Ia menyaksikan bagaimana gigihnya perjuangan Patmi hingga akhirnya dia mengecor kakinya di depan istana. Ani dan Patmi, sama-sama tinggal di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, namun beda kecamatan. Ani tinggal di kecamatan Tambakromo, sementara Patmi tinggal di kecamatan Kayen.

Baca: Patmi, Petani Kendeng Peserta Aksi Dipasung Semen Meninggal

Menurut Ani, Patmi adalah sosok orang turut memperjuangkan kelestarian alam di Gunung Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. “Ibu Patmi mulai mencium bau akan berdirinya sebuah pabrik semen. Lalu, secara spontan beliau ikut gerakan itu. Yang mana perjuangan aksi dia ikut, jalan kaki dari Pati-Semarang, dia juga ikut. Lalu, jalan kaki dari Rembang-Semarang, juga ikut. Bahkan, jalan kaki dari Ngerang-Pati pun juga ikut,” ujar Ani sambil terisak.

Sebenarnya Ani berencana mengakhiri perjuangannya setelah peserta aksi ‘Dipasung Semen’ bertemu pihak istana pada Senin kemarin, 20 Maret 2017. Aksi tersebut ternyata akan dilanjutkan oleh sembilan orang, sisanya diminta pulang ke Pati. Namun, Patmi menolak untuk pulang. Ia memilih tetap melanjutkan perjuangan untuk menolak tambang semen di sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Karena begitu gigihnya dia juga tetap akan di sini. Tidak mau pulang katanya. Tapi, saya disuruh tinggalkan dia, Tapi tidak tahu jadinya seperti ini.,” ujar Ani tersedu-sedu.

Baca: Pelaku Aksi Dipasung Semen Meninggal, Ini Kata Dokter

Siti mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah. Ia menilai pemerintah abai dengan keresahan rakyatnya sendiri. Pahadal, kata Siti, ia bersama kawannya telah berjalan kaki dari Pati ke Semarang sebanyak dua kali, lalu jalan kaki dari Ngerang ke Pati sebanyak tiga kali. Setelah itu, perjuangan dilanjutkan dengan pengecoran kaki di Jakarta.

“Kenapa dengan bapak pejabat kita? Padahal saya orang Jawa Tengah, kenapa enggak ada yang jenguk, satu pun tidak ada? Saya sangat sedih. Saya sempat berbincang, kaget waktu permohonan ke MK (Makhamah Konstitusi) ditolak,” ujar Siti.

Menurut Siti, penambangan semen di Gunung Kendeng hanya akan berujung konflik. Pasalnya, sebagian besar masyarakat mengklaim tempat tinggalnya merupakan miliknya pribadi.

“Kalau itu ditambang, yang jadi korbannya rakyat. Itu pasti perang. Tanah rumah itu punya penduduk. Nanti akhirnya perang. Pasti itu. Yang rugi ya rakyat, negara. Tolong dipikir, ini pasti diperangi karena tanah itu milik penduduk seluruhnya,” ujar Siti.

LARISSA HUDA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tahun 2020, PT Semen Baturaja Kempit Pendapatan Rp 1,72 Triliun

1 April 2021

Logo PT Semen Baturaja. wikipedia.org
Tahun 2020, PT Semen Baturaja Kempit Pendapatan Rp 1,72 Triliun

PT Semen Baturaja meraup pendapatan Rp1,72 triliun pada 2020 di tengah pelemahan industri semen akibat dampak dari penyebaran COVID-29.


Banyak Proyek Ditunda, Konsumsi Semen Nasional Turun 16,3 Persen

18 Agustus 2020

Omzet Industri Semen 2014 Diprediksi Naik
Banyak Proyek Ditunda, Konsumsi Semen Nasional Turun 16,3 Persen

Penundaan berbagai proyek konstruksi oleh pemerintah maupun sektor swasta diduga menjadi faktor utama rendahnya konsumsi semen per Juli 2020.


Semen Kupang Curhat Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Pasokan di NTT

18 Februari 2020

Omzet Industri Semen 2014 Diprediksi Naik
Semen Kupang Curhat Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Pasokan di NTT

Kondisi berbeda disampaikan oleh Direktur Utama Semen Kupang Ery Susanto mengenai bisnis semen di Nusa Tenggara Timur.


Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Foto aerial suasana perumahan yang berada di atas mal Thamrin City, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019. Perumahan ini punya beragam fasilitas umum, seperti lapangan tenis, kolam renang, jogging track dan dikabarkan adapula area kebugaran. ANTARA
Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.


YLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan

24 Desember 2018

Kondisi mata Novel Baswedan saat menghadiri peluncuran Jam Hitung Novel Baswedan, di gedung KPK, Selasa, 11 Desember 2018. Melalui jam itu, Wadah Pegawai KPK mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta. TEMPO/Imam Sukamto
YLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan

Menurut YLBHI, penyelidik Polda Metro Jaya minim memeriksa orang tak dikenal yang berada di sekitar lokasi penyerangan Novel Baswedan.


Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Sebuah crane ambruk menimpa rumah di Jalan Gelindra RT 01 RW 08, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Desember 2018. Rumah korban, Husin, 56 tahun, hancur. Husin dan tiga anggota keluarganya mengalami luka-luka. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.


YLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan

27 November 2018

Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa  dan Ketua YLBHI Asfinawati saat acara pembukaan kembali gedung LBH Jakarta dan YLBHI di Jakarta, 25 September 2017. Akibat penyerangan pekan lalu, sejumlah fasilitas gedung rusak. TEMPO/Subekti
YLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan

YLBHI mendesak Kejaksaan Tinggi Jakarta menghapus aplikasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat yang dinamai dengan Smart Pakem.


Industri Semen Kelebihan Pasokan 30 Juta Ton

27 Oktober 2018

Omzet Industri Semen 2014 Diprediksi Naik
Industri Semen Kelebihan Pasokan 30 Juta Ton

Kondisi industri semen tanah air tengah menghadapi tantangan.


Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Ilustrasi kebakaran. TEMPO/Tony Hartawan
Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.


Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Ilustrasi kebakaran. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.