TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga dan santri Pondok Pesantren Al-Hikam bergotong-royong menggali makam di area pesantren pimpinan Hasyim Muzadi itu di Kecamatan Beji, Kota Depok, pada Kamis, 16 Maret 2016.
Salah seorang santri, Luthfi Zainudin, 22 tahun, mengatakan para santri ikut menggali makam untuk jenazah Hasyim sebagai bentuk penghormatan terakhir. Apalagi Hasyim dianggap sebagai tokoh sentral pemimpin pesantren yang sangat dihormati para santrinya.
Baca juga: Cerita Santri Khatam Quran untuk KH Hasyim Muzadi
"Sebagai seorang santri, ini bentuk penghormatan terakhir kami untuk Abah (sapaan Hasyim di kalangan santri)," ucap Luthfi.
Ia berujar, Abah memang telah berwasiat kepada para santri dan keluarganya agar dimakamkan di area Pesantren Al-Hikam, tepatnya di sebelah timur gedung Sekolah Tinggi Kuliatul Quran Al-Hikam.
"Yang jelas, Abah minta dimakamkan di sini agar dekat dengan anak mengaji. Sebab, Abah suka dekat dengan orang yang mengaji," ujarnya.
Menurut dia, Hasyim merupakan tokoh nasional, baik dalam organisasi maupun keagamaan. Bahkan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut merupakan sosok penggerak Islam yang moderat.
Simak juga:Ada Upacara Militer Saat Pelepasan Jenazah KH Hasyim Muzadi
Ia menuturkan Hasyim sering kali berpesan kepada para santri agar tidak membedakan satu sama lain. Manusia, kata Hasyim kepada para santri, harus saling menghormati tanpa memandang status.
Selain itu, kata dia, Hasyim adalah sosok yang bijaksana dan selalu mementingkan umat. Bahkan, dengan kondisi yang sakit pada Februari 2017, Hasyim masih sempat melakukan khataman Al-Quran bersama para santri di Al-Hikam, Depok.
"Meski sakit, Abah tidak mempedulikan kondisi kesehatannya, sering kali memprioritaskan umat," ujarnya.
IMAM HAMDI
Video Terkait: KH Hasyim Muzadi: Ulama, Dosen, Politisi