TEMPO.CO, Jakarta - Guru dan seluruh siswa Sekolah Menengah Pertama Piri 1 Yogyakarta berduka. Salah satu murid sekolah di kawasan Baciro itu, Ilham Bayu Fajar, 16 tahun, tewas karena klitih atau aksi kriminal anak-anak dan remaja.
Wakil Kepala SMP Piri Bidang Kesiswaan, Budi Prasetyo Dewo Broto, punya kesan mendalam tentang Ilham. Di sekolah, Ilham menurut dia menonjol di bidang seni. Ilham gemar bermain musik. “Ia suka bermain gitar dan mengisi pentas seni sekolah. Ilham anak yang percaya diri,” kata Budi kepada Tempo, Rabu, 15 Maret 2017.
Bakat Ilham bermain musik terlihat ketika sekolah itu menggelar acara penjaringan bakat siswanya. Ilham menghibur guru dan seluruh siswa dengan permainan gitar ketika acara berlangsung pada 2016. Ia pun tak malu menjadi pembawa acara. Suatu ketika, sekolah mengumumkan tentang pentas seni pada Mei mendatang.
Mei seharusnya menjadi bulan bahagia untuk Ilham setelah ia menempuh ujian. Kepada Budi dan siswa lainnya, Ilham menyatakan kesediaannya untuk mengisi acara pelepasan siswa dan pentas seni. Ia menawarkan diri untuk menjadi disk jockey dalam acara itu. Ilham rajin berlatih musik bersama kawan-kawannya melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolahnya. Budi mengatakan sekolahnya bahkan menyediakan gitar akustik untuk dimainkan Ilham.
Tedy Efriansyah, ayahanda Ilham, mengatakan anaknya suka bermain gitar di rumah. Ia kerap menghibur keluarga dengan memainkan gitar dan menyanyi. Tedy menyebut kesukaan Ilham bermain musik itu meniru kakaknya, Fernanda Surya Pangestu. Ilham sangat dekat dengan Fernanda, yang kini bersekolah di Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta. Fernanda kerap mengisi acara musik sebagai disk jockey.
Kepada Fernanda, Ilham pernah bicara ingin belajar menjadi disk jockey. Fernanda menjanjikan untuk mengajak Ilham belajar di Pull DJ School Jogja sepulang dari sekolah. “Adik saya ingin menjadi DJ. Dia juga sangat suka bermain gitar,” kata Fernanda.
Peristiwa nahas menimpa anak pasangan Tedy Efriansyah dan Retno Supardini pada Sabtu dini hari, 11 Maret 2017. Rombongan pelaku klitih menyerang Ilham, Fernanda, dan kawan-kawan mereka sepulang dari bermain biliar di depan Bioskop XI Jalan Solo. Pelaku yang sebagian berumur di bawah 18 tahun melukai dada kanan Ilham dengan menggunakan celurit hingga tembus ke paru-parunya di Jalan Kenari depan kantor Balaikota Yogyakarta. “Mereka sempat meneriakkan kata BWS, berulang kali,” kata Fernanda.
Ia menduga BWS adalah nama geng rombongan pelaku. Rombongan Ilham sempat melarikan diri ke Jalan Kenari ketika dikejar rombongan pelaku. Mereka lari setelah melukai Ilham yang dibonceng kakaknya. Nyawa Ilham tak tertolong. Penduduk membawanya ke RS Hidayatullah.
SHINTA MAHARANI