INFO JABAR - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Muhammad Nasir dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) atau nota kesepahaman penyelenggaraan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Padjadjaran (Unpad) di Pangandaran dan Institut Pertanian Bogor (IPB) di Sukabumi.
MOU yang juga turut ditandatangani Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata untuk Unpad Pangandaran dan Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz untuk IPB Sukabumi dilaksanakan di kampus sementara Unpad Pangandaran di Desa Cikembulan, Kecamatan Sidamulih, Senin, 13 Maret 2017.
Baca Juga:
Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, meminta ketiga kampus PSDKU segera membuat Detail Engineering Desain (DED) bangunan kampus. “Saya meminta ketiga kampus baru ini segera membuat DED, karena DED-nya mepet di tahun 2016. DED-nya boleh jadi volunteer, harus dicari dari CSR, dan lain-lain, sehingga anggaran dari pemprov bisa diluncurkan untuk pembangunan fisik,” kata Aher dalam sambutannya.
MOU tersebut mempertegas keberadaan Unpad di Pangandaran dan IPB di Sukabumi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengucurkan dana hingga Rp 35 miliar untuk pengembangan Kampus Unpad di Pangandaran. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Pangandaran berkontribusi menyediakan lahan untuk Kampus Unpad Pengandaran seluas 30 hektare.
Aher berharap, upaya PSDKU ini bisa mempercepat peningkatan angka partisipasi kasar (APK). Dengan jumlah penduduk mencapai 46 juta jiwa lebih, Jawa Barat baru mempunyai enam perguruan tinggi negeri (PTN). “Mudah-mudahan langkah ini bisa mempercepat angka partisipasi kasar di tingkat perguruan tinggi, di mana APK Jawa Barat relatif lebih rendah dibanding APK perguruan tinggi nasional,” ujarnya.
Baca Juga:
Jawa Barat bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta tiga PTN di Jawa Barat saat ini tengah mengembangkan PSDKU. Sebelumnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan PSDKU di Cirebon.
Nasir mengatakan hal ini adalah upaya pemerintah mengembangkan kualitas SDM di Tanah Air, khususnya Jawa Barat. “Kami ingin menyelesaikan tingkat APK di Jawa Barat yang masih rendah di perguruan tinggi. Sehingga kami mengembangkan yang namanya Program Studi di Luar Kampus Utama, di mana program ini kami dorong agar masyarakat di Jawa Barat bisa mengenyam pendidikan tinggi dengan lebih baik,” ucapnya.
Menurut dia, tidak hanya kampus negeri yang bisa mendirikan PSDKU. Kampus swasta yang memiliki standar kualitas, seperti tenaga pengajar yang baik dengan akreditasi A, bisa mendirikan PSDKU. “Persyaratannya adalah program studinya harus A (akreditasi), institusinya juga A. Dosennya cukup, publikasi internasionalnya makin baik, berarti mereka layak dikembangkan menjadi perguruan tinggi PSDKU,” ujar Nasir.
Unpad mulai menyelenggarakan kegiatan pendidikan akademik di Pangandaran pada tahun ajaran 2016-2017. Ada lima program studi yang dibuka, yaitu Ilmu Komunikasi, Ilmu Administrasi Bisnis, Peternakan, Perikanan, dan Keperawatan.
Pada acara tersebut, Nasir bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi juga menandatangani MOU peningkatan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mendukung program kepemudaan dan keolahragaan.
“Kami ingin memberikan support yang luar biasa bagi kelembagaan keolahragaan di Unpad lewat Aquatiq Stadium. Meskipun di Unpad belum ada Fakultas Ilmu Keolahragaan, pasti ada kaitannya antara Fakultas Perikanan, Maritim, dan Aquatiq Stadium,” kata Imam.
Ke depan, kata Imam, Unpad akan memiliki Aquatiq Stadium di Kampus Unpad Jatinangor. Aquatiq Stadium ini terkait dengan kompetensi mahasiswa di Program Studi Ilmu Kelautan Unpad untuk pengembangan SDM kelautan di Pangandaran dan daerah lain di Jawa Barat.
“MOU antara Kemenristekdikti dan Kemenpora terkait dengan komitmen Kemenpora terhadap Unpad dalam upaya pendirian Aquatiq Stadium di Jatinangor. Istimewanya, penandatanganan dilakukan di Pangandaran,” kata Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad. (*)