TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, mencapai Rp 252,9 miliar. Kerugian itu meliputi bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perikanan, kesehatan, dan perdagangan.
"Dampak kerusakan akibat banjir dan longsor cukup luas, meliputi 3.482 rumah terendam di 11 kecamatan yang meliputi 40 nagari," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 12 Maret 2017.
Baca: Ini Alasan Tanggap Darurat Bencana di Limapuluh Kota Diperpanjang
Sutopo mengatakan kerugian itu di luar dari korban jiwa sebanyak 8 orang meninggal dan 3 orang luka berat, yang tidak dapat dikuantifikasi nilainya. Adapun saat ini, kata dia, semua korban meninggal telah dikembalikan kepada keluarga.
"Untuk korban luka berat yang dirawat di RSUD Adnaan WD Payakumbuh telah kembali ke rumahnya masing-masing," kata Sutopo.
Masa tanggap darurat bencana di Limapuluh Kota yang dimulai sejak 3 Maret 2017 hingga kini masih berlangsung. Rencananya bakal sampai 16 Maret 2017.
BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sempat memberikan bantuan berupa cash for work bagi korban bencana. Sutopo mengatakan hal ini dilakukan karena masyarakat tak bisa bekerja akibat bencana sehingga tidak mendapatkan penghasilan.
"BNPB memberikan bantuan Rp 50 ribu per hari selama 10 hari kepada 3.482 KK (kepala keluarga) yang rumahnya terdampak langsung banjir dan longsor. Total bantuan cash for work sebesar Rp 1,74 miliar," kata Sutopo.
Baca juga: Banjir Surut, 1.620 Siswa di Limapuluh Kota Masih Diliburkan
Sutopo menambahkan, jalan nasional yang putus di kilometer 187 kini sudah dapat dilalui kendaraan besar sehingga jalur distribusi ekonomi sudah bisa berjalan. Komunikasi melalui sinyal seluler di Kecamatan Pangkalan sudah aktif kembali dan di Kecamatan Kapur IX tinggal di Nagari Koto Lamo yang masih terganggu.
Selain itu, perbaikan pipa PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) masih terus dilakukan. Instalasi air bersih di Kecamatan Pangkalan 90 persen sudah terpenuhi. Selain itu, aliran listrik mulai normal. "Sebanyak 99 persen wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Limapuluh Kota telah kembali dapat teraliri aliran listrik," ucap Sutopo.
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang terkena banjir sudah aktif kembali. Meski demikian, beberapa anak yang rumahnya terdampak belum kembali bersekolah.
EGI ADYATAMA | DESTRIANITA