TEMPO.CO, Padang- Banjir dan longsor menyebabkan kerugiah material di Kabupaten Limapuluh Kota. Pemerintah Kabupaten memperkirakan kerugian akibat banjir dan longsor tersebut mencapai ratusan miliar.
"Estimasi kerugian material akibat bencana longsor dan banjir di Limapuluh Kota Sumatera Barat bernilai Rp 252, 9 miliar," ujar Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, Senin 13 Maret 2017.
Rinciannya, kata dia, kerugian di bidang pendidikan mencapai Rp 8,4 miliar, pertanian Rp 9,7 miliar, perikanan Rp 4,8 miliar, kesehatan Rp 2,3 miliar, dan perdagangan Rp 875 juta. Kerugian terbesar itu di bidang pekerjaan umum yang mencapai Rp 226,7 miliar.
Menurutnya, kerugian di bidang pekerjaan umum meliputi kerusakan jalan akibat longsor mencapai 64 titik. Terdiri dari tujuh titik di Kecamatan Bukit Barisan, 38 titik di Kecamatan Pangkalan, dua titik di Kecamatan Ungka dan 17 titik di Kecamatan Kapur IX.
Sebanyak 43 unit irigasi juga mengalami kerusakan dengan perincian, Irigasi di Kecamatan Harau 16 unit, dua unit di Kecamatan Akabiuru, tiga unit di Kecamatan Luak, empat unit di Kecamatan Lareh Sago Halaban, satu unit di Kecamatan Situjuah V Nagari, tiga unit di Kecamatan Suliki, lima unit di Kapur IX, enam unit di Kecamatan Pangkalan dan tiga unit lagi di Gunung Omeh.
Sebanyak 52 rumah juga mengalami kerusakan. Dua unit rumah rusak parah dan 50 unit rusak sedang. Banjir dan longsor juga menyebabkan kerusakan jembatan di kilometer 17, kilomter 19 dan kilometer 84 di Jalan nasional Sumatera Barat-Riau.
"Jaringan pipa dan distribusi air bersih di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX mengalami kerusakan cukup parah. Sehingga mengakibatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan air air bersih," ujar Bupati Irfendi Arbi.
Di bidang perikanan, banjor dan longsor berdampak di wilayah Kecamatan Kapur IX, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Mungka, Harau dan Lareh Sago Halaban. Rinciannya, 1,3 juta ekor binih ikan, 12 ribu ekor induk ikan, 14 ribu ekor ikan konsumsi, 74 paket sarana produksi, dan 300 kilogram ikan di sawah ikan.
Banjir juga berdampak terhadap bidang kesehatan di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX. Rinciannya 11 item alat puskesmas pembantu dan poskersi, 68 item poned set puskesmas, 28 item mobiler puskesmas, 11 item perlatan puskesmas dan alat kesehatan rawat inap puskesmas dan alat labor dan dental unit. Ertimasi kerugian mencapai Rp 2,3 miliar.
"Sejumlah pasar, los dan kios di Kecamatan Pangkalan juga mengalami kerusakan," ujarnya.
Di bidang pendidikan, ada sekitar 31 unit sekolah yang mengalami kerusakan. Sebanyak 14 unit taman kanak-kanak, 11 unit sekolah dasar, empat unit SMP dan dua unit SMP. Selain sarana dan prasarana, terdapat kerugian 10.87o paket seragam, sepatu dan tas siswa.
Banjir dan longsor juga menyebabkan 142,9 hektar sawah rusak berat. Juga ada 0,1 hektar lahan sawah yang hilang dan 10 hektar sawah tertimbum longsor.
Sebanyak 6,35 hektar lahan jagung juga mengalami kerusakan, 19,25 hektar lahan cabe, satu hektar lahan bawang merah, 46,5 hektar kebun karet, delapan hektar kebun sawit, 117,8 hektar lahan gambir dan dua hektar lahan kakao. Begitu juga dengan 30 hektar jalan usah atani dan dua unit traktor roda dua.
Sebanyak 3.361 kepala keluarga terdampak bencana dengan koran terbanyak berada di Kecamatan Pangkalah Koto Baru dan Kapur IX. Bencana juga menyebabkan delapan meninggal dunia dan tiga orang luka berat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana memberikan bantuan berupa cash for work untuk korban bencana. Totalnya mencapai Rp 1,74 miliar.
"Selama 10 hari kami memberikan bantuan Rp 50 ribu per hari kepada 3.482 kepala keluarga yang terdampak langsur banjir dan longsor" ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
ANDRI EL FARUQI