Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Bandung Selatan, Pemerintah Pusat Diminta Turun Tangan

image-gnews
Delman menembus banjir luapan Sungai Citarum yang menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot,guna mengangkut warga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Maret 2017. Sejumlah perkampungan di Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Majalaya, tergenang banjir dengan tinggi muka air antara 30 cm sampai lebih dari 150 cm. TEMPO/Prima Mulia
Delman menembus banjir luapan Sungai Citarum yang menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot,guna mengangkut warga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Maret 2017. Sejumlah perkampungan di Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Majalaya, tergenang banjir dengan tinggi muka air antara 30 cm sampai lebih dari 150 cm. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sebagian besar korban banjir Bandung Selatan masih bertahan di tempat pengungsian. Dari hampir 2.000 jiwa pengungsi pada Rabu lalu, sampai Jumat siang, 10 Maret 2017 ini sebanyak 1.550 orang belum bisa kembali ke rumahnya karena banjir masih merendam. Ketinggian genangan bervariasi dari 10 hingga 150 sentimeter. “Akses jalan raya di daerah banjir sudah mulai terbuka,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Tata Irawan, Jumat, 10 Maret 2017.

Ketinggian genangan sejak Kamis umumnya mulai turun. Namun banjir masih merendam warga di tiga kecamatan yaitu Baleendah, Dayeuh Kolot, dan Bojongsoang. BPBD mencatat, di antara pengungsi terdapat 171 orang lanjut usia, 180 anak balita, 9 ibu hamil, 34 orang ibu menyusui, dan 8 orang yang sakit. "Sebagian pengungsi memilih pulang untuk membersihkan rumah," kata Tata. Air banjir yang surut menyisakan sampah dan lumpur.

Baca juga:
Banjir Bandung Selatan, Hampir 2.000 Orang Mengungsi

Pengungsi terbanyak dari Kecamatan Baleendah dengan 897 jiwa. Pengungsi tersebar di 18 dari 22 tempat sejak Rabu lalu. Instansi pemerintah Kabupaten Bandung menangani para pengungsi banjir tahunan tersebut.

Bupati Bandung Dadang Mochamad Nasser mengatakan, berbagai upaya untuk menuntaskan persoalan banjir telah dilakukan oleh Pemkab Bandung. Untuk 2017 ini, Pemkab Bandung mengalokasikan dana hingga Rp 100 miliar yang disebar ke berbagai instansi, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan). "Berbagai anggaran ini dialokasikan untuk penataan drainase, pelebaran saluran air hingga penghijauan," katanya lewat wawancara tertulis, Jumat, 10 Maret 2017.

Pada akhir Desember 2016 lalu, Pemkab Bandung bersama-sama dengan para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Konsorsium Sabilulungan (Korsa) telah menanam lebih dari 60 ribu pohon dalam program Restorasi Kawasan Hulu Sungai Citarum, tepatnya di Kecamatan Kertasari. Selain menanam pohon, Korsa bersama masyarakat yang ada di Kecamatan Kertasari melakukan perawatan supaya pohon-pohon yang ditanam itu tumbuh dan menjadi penahan laju air sekaligus penyerap air.

Baca pula:

Bandung Kebanjiran Lagi, Aher: Bukan Berarti Kami Tak Kerja

Beberapa waktu lalu, Pemkab Bandung pun bekerja sama dengan Yayasan Leuweung Sabilulungan, melakukan pelatihan terhadap 200 kader konservasi yang merupakan petani sayuran di kawasan hulu Citarum. Dari hasil kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum, banjir yang kerap melanda kawasan Bandung Raya, khususnya di DAS Citarum disebabkan tingginya angka sedimentasi.

Salah satu penyebab sedimentasi itu adalah banyaknya lahan di kawasan hulu Sungai Citarum yang beralih fungsi menjadi perkebunan sayuran, seperti bawang daun, kentang, tomat dan cabai. Padahal, lahan-lahan tersebut berada di atas kemiringan 40 derajat.

Hampir seluruh lahan yang beralih fungsi ini merupakan lahan milik Perhutani dan PTPN VIII. Dengan adanya pelatihan kader konservasi dan penanaman pohon di kawasan hulu itu, para petani diharapkan ke depan beralih profesi menjadi petani kopi atau petani buah-buahan.

Untuk sementara, Pemkab Bandung dan Yayasan Leuweung Sabilulungan, akan memanfaatkan Pasir (Bukit) Munding seluas hampir 1 hektare sebagai lahan pilot project untuk alih profesi ini. Lahan ini, telah dibebaskan oleh Yayasan Leuweung Sabilulungan.

Sedangkan puluhan ribu pohon lain yang sudah ditanam Pemkab Bandung dan Korsa Sabilulungan, akan dirawat sambil mengenalkan cara penanaman dan produksi pohon buah. Jenisnya seperti pohon jeruk, alpukat, dan sebagian pohon kayu seperti Ki Hujan. Sedangkan yang ditanam di Pasir Munding berjenis pohon kopi sambil tumpang sari dengan tanaman ubi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Bupati, pihaknya tidak bisa secara maksimal melakukan penghijauan di kawasan hulu Citarum lantaran kepemilikan lahannya berada di tangan Perhutani dan PTPN. Beberapa waktu lalu, Bupati Bandung sudah bertemu dengan Perhutani dan PTPN untuk membicarakan kerjasama pengelolaan lahan untuk dikembalikan menjadi hutan raya. "Tapi, sampai saat ini, belum ada kejelasan dari Perhutani dan PTPN," katanya.

Kampanye untuk penyadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai juga digencarkan. Namun masalah sampah Sungai Citarum juga terkait dengan warga di daerah lain. Sampah itu menjadi salah satu penyebab banjir karena menutupi saluran air sehingga mengakibatkan air meluber dan membanjiri pemukiman. Pada 17 Februari 2017 lalu, Pemkab Bandung mendeklarasikan Kabupaten Bandung Bersih Sampah 2020. "Kami mengajak warga untuk memilah, memilih, dan kalau bisa mengolah sampah," ujar Dadang.

Untuk sampah anorganik, bisa dikumpulkan dan diserahkan ke bank sampah untuk ditukar dengan sembako atau uang. Untuk sampah organik, bisa diolah menjadi pupuk kompos. Saat ini, sudah ada 132 bank sampah yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung. Olahan sampahnya mencapai 11,8 ton setiap harinya.

Selain membina bank sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung juga membina 88 Tempat Pembuangan Sampah Recycle Reduce dan Re Use (3R). Tempat Pembuangan Sampah 3R itu berhasil mengelola sampah 88 ton per hari atau sekitar 8,2 persen dari total produksi sampah di Kabupaten Bandung.

Dadang juga sangat berharap keterlibatan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menangani persoalan banjir di Bandung Selatan. Hal ini dikarenakan kewenangan pengelolaan sungai berada di tangan pemerintah pusat. Oleh karena itu, berbagai usulan untuk mengatasi banjir dengan cara normalisasi dan pemapasan Curug Jompong, merupakan kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Bupati Bandung juga berharap, pemerintah pusat secepatnya membayarkan ganti rugi kepada warga di Kampung Cieunteung yang rumahnya akan dibebaskan. Lahan seluas hampir 4 hektare di Kampung Cieunteung ini seperti direncanakan, akan dijadikan polder, atau semacam waduk buatan. "Jika ini sudah dibangun, saya optimis intensitas atau volume air di Sungai Citarum akan berkurang drastis," ujar Dadang.

Pemkab Bandung juga berharap kesepakatan Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan (RAM IP) yang sudah ditandangani bersama antara Kementrian PU, Pemprov Jabar, Pemkab Bandung, Pemkot Bandung, Pemkab Bandung Barat, Pemkot Cimahi dan Pemkab Sumedang bisa berjalan secara komprehensif. “Karena persoalan banjir yang terjadi di Kabupaten Bandung memiliki kaitan dengan berbagai daerah tersebut,” kata Dadang.

Cukup banyak anak sungai Citarum yang berasal di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang, semuanya bermuara di Kabupaten Bandung, di Sungai Citarum. Jika pengendalian banjir dan rehabilitasi lahan kritis di berbagai daerah tersebut tidak dilaksanakan, dampaknya akan terasa di Kabupaten Bandung.

Termasuk mengenai kebijakan yang ada di berbagai daerah itu pun, misalnya Kota Bandung membuat Tol Air, untuk mengurangi genangan dan banjir di kawasan mereka, dampaknya akan terasa ke Kabupaten Bandung. Seharusnya, kata Dadang, Kota Bandung sebelum membuat kebijakan itu, membangun terlebih dahulu Polder atau waduk untuk menampung air yang dialirkan melalui Tol Air.

"Saya sebagai Bupati berharap, berbagai rencana, kesepakatan untuk menyelesaikan banjir di Bandung Selatan ini bisa terealisasi. Kasihan warga saya, warga Kabupaten Bandung, setiap tahun selalu menderita akibat banjir," kata dia.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

13 menit lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.


Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

19 jam lalu

Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang Muratara, Musi, Sumatera Selatan. (ANTARA/ HO- Basarnas Palembang)
Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

22 jam lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

1 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

1 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

3 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

4 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Mengenal cloud seeding yang diduga menjadi penyebab badai dan banjir di Dubai.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

5 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.


Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

5 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

Banjir yang menerjang Dubai membuat sejumlah penerbangan dihentikan.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

5 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.