TEMPO.CO, Cilacap - Julius Situmorang, Manajer Teknik Marketing Operation Region IV, menerangkan, genangan bensin disebabkan oleh lubang pada pipa Cilacap-Bandung 1 (CB 1) dengan diameter 10 inci. Hal tersebut diketahui pada Selasa, 7 Maret 2017, sekitar pukul 15.00. "Lubangnya membentuk garis kecil bagian bawah agak menyamping. Ini agak sulit pengerjaannya kalau lagi hujan. Untungnya hari ini cerah," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 8 Maret 2017.
Tim Ahli Pertamina yang diturunkan di antaranya 4 orang dari Marketing Operation Region IV, 2 orang Maintenance and Inspection Pertamina Jakarta, dan 4 orang Teknik Terminal Transit BBM Lomanis. Berdasarkan kajian tim ahli, kebocoran pipa tersebut terjadi karena korosi tanah. "Usia pipa CB 1 40-an tahun, sedangkan pipa CB 2 30 tahun. Tentunya sifat tanah tiap daerah berbeda," kata Julius.
Hingga kemarin, ujar Julius, lubang sudah ditutup dengan belzona, yang kemudian ditutup dengan cincin besi dengan dikunci enam baut. Hal itu dilakukan setelah membuat lubang galian berdiameter 2x5 meter dengan kedalaman galian pipa mencapai 2 meter.
Bila hal tersebut sudah dilakukan, Julius berencana mengganti sementara saluran bensin pada pipa CB 1 dengan solar. Hal tersebut dilakukan karena bensin rentan terbakar. Rencana menyalurkan solar akan dilakukan melalui Terminal Transit BBM Lomanis setelah penutupan lubang selesai. Hingga kini, sudah 24 ribu liter bensin yang diselamatkan menggunakan truk vakum. "Kami mengimbau kalau ada temuan serupa, segera dilaporkan agar tidak ada korban," katanya.
Kebocoran pipa Pertamina ini sempat menimbulkan kekhawatiran karena warga takut akan terjadi kebakaran di sepanjang aliran pipa tersebut.
Kepala Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, Cilacap, Jasimin menambahkan, pihak PT Pertamina akan menyelesaikan pipa bocor hingga Sabtu depan. Konsekuensinya, selama waktu itu, wilayah kebocoran harus disterilkan dengan tidak membawa telepon genggam atau melintas dengan menyalakan kendaraan. "Kompensasi untuk warga nanti ada setelah masalah selesai. Entah itu yang berhubungan dengan persawahan, perkebunan, dan peternakan. Nanti ada hitung-hitungannya," katanya.
BETHRIQ KINDY ARRAZY
Simak: 5 Fakta Terkait Kasus E-KTP yang Disidangkan Kamis Besok