TEMPO.CO, Padang - Ribuan masyarakat Kecamatan Kapus IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, masih terisolasi setelah dilanda bencana banjir dan longsor pada Jumat pekan lalu. Jalur menuju lokasi terputus akibat longsor.
"Ada ribuan warga kami yang masih terisolasi. Ini disebabkan oleh medan yang berat," ujar Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, Senin, 6 Maret 2017.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Kabupaten Limapuluh Kota menyebutkan sebanyak 2.272 warga Nagari Galugua masih terisolasi. Jarak yang tak bisa ditempuh dari nagari terdekat mencapai 29 kilometer.
Baca juga: Darurat, Dua Kecamatan di Limapuluh Kota Masih Terisolasi
Kemudian sebanyak 3.251 warga Nagari Koto Lamo Kecamatan Kapur IX juga terisolasi. Jarak yang tidak bisa ditempuh sekitar sembilan kilometer. Sebanyak 350 warga Jorong Neran Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, juga terisolasi.
"BNPB dan Basarnas akan menurunkan helikopter bell UH-1 untuk menyisir lokasi dampak banjir dan longsor di Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru," kata Irfendi.
Irfendi berujar, helikopter akan mendistribusikan logistik ke kawasan yang terisolasi. Sedangkan tim SAR terus berusaha membuka akses dengan membersihkan material longsor.
Baca pula: Longsor di Limapuluh Kota, Jalan Sumbar-Riau Putus Total
Kata dia, selama tanggap darurat ini, dilakukan relokasi akses ke daerah bencana. Evakuasi korban bencana, terutama korban yang tertimbun longsor di jalur utama Sumatera Barat-Riau, tepatnya di Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan.
"Kami juga mendistribusikan logistik dan mendirikan posko bantuan, kesehatan, serta dapur umum di beberapa lokasi," ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Limapuluh Kota Ajun Komisaris Besar Bagus Suropratomo mengatakan Tim SAR masih berusaha membuka akses menuju daerah yang terisolasi tersebut agar bisa mengetahui kondisi daerah itu dan mendistribusikan bantuan untuk korban banjir dan longsor.
Silakan baca: BPBD: 5 Korban Tewas Limapuluh Kota karena Mobil Tertimbun
"Masih ada yang belum bisa ditembus. Kami sedang berusaha dengan segala cara," ucap pria yang juga menjadi koordinator Tanggap Darurat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Senin.
Bagus berujar, Tim SAR juga masih melakukan pencarian terhadap korban longsor dan banjir di Kabupaten Limapuluh Kota. Pihaknya juga masih mengidentifikasi kemungkinan masih ada mobil yang tertimbun material longsor.
Sebelumnya, ada enam orang yang meninggal dunia akibat banjir dan longsor. Mereka adalah Doni Fernandes, 33 tahun, korban tertimbun longsor, Teja (19), Yogi Saputra (23), Karudin (25), dan dua orang korban banjir, Muklis (45) tahun serta bayi berumur dua tahun.
ANDRI EL FARUQI