TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengakui kondisi pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut, seperti dikatakan Presiden Joko Widodo. Sebab, di sana, beberapa kali terjadi penghambatan yang mengkhawatirkan.
"Hal tersebut menjadi pembicaraan serius selama rapat terbatas di Istana Kepresidenan," ucap Muhammad saat dicegat awak media seusai rapat terbatas, Senin, 6 Maret 2017.
Baca: Menhub: Jalur Laut Jakarta-Padang Lebih Ekonomis
Sebelumnya dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo ingin ada perbaikan sistemik dan menyeluruh terhadap pelabuhan penyeberangan di Lampung. Sebab, Lampung merupakan pintu gerbang yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Jawa.
Contoh pelabuhan yang memerlukan perbaikan, ujar Presiden Jokowi, adalah Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Menurut dia, dua pelabuhan tersebut masih bermasalah dalam hal waktu sandar yang lama, rendahnya aksesibilitas, serta sarana dan prasarana yang tak mendukung.
Muhammad menuturkan pihaknya masih mencari cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang disebut Presiden. Salah satu hal yang dipikirkan adalah memperbaiki atau meremajakan angkutan seberang yang selama ini dipakai.
Selama ini, apabila penyeberangan menggunakan kapal baru, perjalanan dari Merak ke Bakauheni bisa dicapai dalam waktu satu jam. Namun, jika menggunakan kapal lama, lama perjalanan bisa bertambah menjadi tiga-empat jam.
"Saat Presiden melakukan tinjauan beberapa waktu lalu, dipilihkan kapal yang bagus. Beliau naik dan sampai tujuan dalam satu jam, sementara masyarakat umum (dengan kapal lama) butuh tiga-empat jam. Kalau Presiden bisa, kenapa masyarakat tidak?" ucap Muhammad.
Simak pula: Siapa Plt Gubernur Pengganti Ahok, Sekda: Tunggu Petang Ini
Untuk mendanai peremajaan kapal tersebut, Muhammad mengatakan pihaknya mendapatkan masukan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyesuaikan tarif penyeberangan. Tarif yang ada saat ini dirasa terlalu rendah, sehingga sulit digunakan untuk meremajakan kapal.
Adapun penyesuaian tarif penyeberangan selanjutnya, ujar Muhammad, akan mengacu pada layanan yang diberikan. Dengan kata lain, akan ada tarif yang berbeda antara penyeberangan orang dan penyeberangan angkutan barang. "Intinya, jangan sampai perjalanan darat menyenangkan, penyeberangan tidak," tuturnya.
Soal nilai anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan secara sistemik dan menyeluruh itu, Muhammad mengaku tidak hafal. Namun ia mengklaim sudah banyak duta besar yang mengantarkan investor untuk menjajaki investasi pengembangan Lampung.
ISTMAN M.P.