TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno L. P. Marsudi resmi membuka pertemuan setingkat menteri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20, yang dihadiri delegasi 21 negara anggota organisasi tersebut. Dalam pembukaan, Retno mengingatkan sejumlah tantangan era modern yang berdampak pada negara-negara di kawasan Samudera Hindia.
"Sejak pertemuan di Bali tahun lalu, kita terus menyaksikan munculnya sejumlah tantangan dan konflik," ujar Retno dalam sambutannya di Ruang Cendrawasih 3, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 6 Maret 2017.
Baca juga: KTT IORA Akan Hasilkan Empat Dokumen Kerja Sama
Tantangan yang muncul menurut dia beragam, mulai dari terorisme, isu pengungsi, perdagangan obat ilegal, perubahan iklim, hingga perubahan arus politik serta perekonomian global. Tantangan itu, kata Retno, memicu ketidakpastian antar kelompok, di berbagai negara.
Dia berujar setiap negara memiliki pilihan untuk membangun dan menjaga situasi kondusif.
"Saya yakin kehadiran Anda semua, setiap anggota IORA di sini, ingin berbuat sesuatu," tutur Retno.
Retno menekankan pentingnya setiap anggota IORA mengadopsi Action Plan, yang dirancang, untuk kemudian diterapkan dalam jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang.
Simak pula: KTT IORA, Myanmar Dianggap Sebagai Calon Anggota Potensial
Ada pula rencana menyepakati deklarasi pencegahan terorisme dan aksi radikal. "Itu sebagai refleksi komitmen kita menjaga stabilitas, dan mendorong pesan toleransi," ujar Retno.
Kegiatan KTT IORA ke-20 dihadiri 21 negara anggota IORA, dan tujuh negara mitra dialog. Pertemuan kali ini bertema 'Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean'. Bila sesuai rencana, acara puncak pertemuan ini akan dihadiri oleh 14 kepala negara di hari ketiganya, Selasa, 7 Maret 2017.
YOHANES PASKALIS