TEMPO.CO, Gunung Kidul - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul, Yogyakarta, Budhi Harjo, mengatakan ada tujuh kecamatan di wilayah kerjanya yang berpotensi longsor. "Ada tujuh kecamatan yang potensi longsornya tinggi," kata Budhi, Ahad, 5 Maret 2017.
Selama 2017, sudah enam kali longsor besar dan 50 kali longsor skala kecil. Longsor terjadi di Kecamatan Ngawen, Kecamatan Nglipar, Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Semin, Kecamatan Ponjong, Kecamatan Purwosari, dan Kecamatan Patuk.
Baca:
5 Warga Tewas Akibat Tanah Longsor di Sumatera Barat
Longsor di Limapuluh Kota, Jalan Sumbar-Riau Putus Total
Pada Jumat malam, 3 Maret 2017, sebuah bukit di Padukuhan Jentir, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, longsor. Dua orang tewas tertimbun longsoran itu. Diduga salah satu penyebab terjadinya longsor tersebut adalah aktivitas penambangan batu di sekitar lokasi longsor itu. "Dugaannya karena pengaruh penambangan, tapi itu baru dugaan," kata Kepala Desa Sambirejo, Ngawen, Yuliasih Dwi Martini, Ahad, 5 Maret.
Dua warga yang tertimbun itu adalah pasangan suami-istri, Manto Miharjo, 80 tahun, dan Tugiyem, 75 tahun. Dua orang itu meninggal setelah dievakuasi oleh tim search and rescue, tim gabungan tentara dan polisi, serta masyarakat setempat.
Baca:
Seusai Operasi Pengambilan Selang, Begini Kondisi Sri Rabitah
Tahu Kim Jong-nam Tewas, Rakyat Korea Utara Marah
Pidato Raja Salman Teguhkan Komitmen Berantas Terorisme
Malam itu, penduduk mendengar suara reruntuhan kerikil dan batu. Ketika warga akan memindahkan kendaraan di dekat bukit, tiba-tiba bukit yang di dekat dusun itu longsor dan menimpa beberapa rumah, gudang kayu, tiga truk, dan satu alat berat.
Tim SAR baru berhasil mengevakuasi jasad Manto pada Sabtu sore, 4 Maret 2017. Sedangkan Tugiyem baru bisa dievakuasi pada Ahad, 5 Maret 2017.
MUH SYAIFULLAH