INFO PURWAKARTA - Pemerintah Kota Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara berencana mengadopsi Taman Air Mancur Sri Baduga yang kini menjadi ikon destinasi wisata di Purwakarta, Jawa Barat. "Kami ingin segera membangunnya," kata Walikota Tanjung Balai Syahrial saat bertemu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Bale Nagri, Jumat, 3 Maret 2017.
Syahrial mengatakan tahu keberadaan air mancur Sri Baduga itu dari berbagai media, termasuk media sosial. Rencananya, air mancur berjoget seperti Sri Baduga itu akan dibangun di atas sungai Berantas. "Kerena posisi ibu kota kami berada di tepi sungai Berantas," ujarnya.
Dia meyakini, air mancur yang akan dibangun di Tanjung Balai ini pasti akan menjadi daya tarik wisata yang luar biasa di kotanya. Saat ditanya soal kesiapan dananya, walikota berusia 28 tahun itu menyatakan tidak ada masalah. "Kami sudah siapkan," ujar Syahrial.
Dia berjanji akan memanfaatkan konsultan, arsitek, dan tenaga tehnik pembuat Air Mancur Sri Baduga itu nantinya. Sejauh ini, Pemkot Tanjung Balai yang hanya mencakup enam wilayah kecamatan dan 31 kelurahan tersebut hanya memiliki destinasi wisata permainan air, keragaman kebudayaan Melayu, dan kerajinan tangan dari kulit kerang. Pelancong asing yang datang ke kota Tanjung Balai mayoritas berasal dari Malaysia. Tetapi, menurutnya, Tanjung Balai ini hanya sekadar menjadi perlintasan saja bagi para pelancong. Sebab, kebanyakan dari mereka menyerbu destinasi Danau Toba dan Brastagi. "Tapi dengan adanya air mancur nanti, kami yakin Tanjung Balai akan menjadi detisani utama juga bagi para pelancong asing itu,” kata Syahrial.
Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi mengatakan siap membantu pembangunan air mancur berjoget di Tanjung Balai. "Itu pasti," ujarnya.
Baca Juga:
Ia mengungkapkan para konsultan, arsitek, dan teknisi Taman Air Mancur Sri Baduga yang kini menjelma menjadi air mancur terbesar di Asia Tenggara tersebut, semuanya tak ada yang sarjana. "Pak Heri, arsitek air mancur itu hanya lulusan STM (sekarang SMK). Tetapi, maha karyanya yang dipadukan dengan tehnik digitalisasi lampu laser dan kembang api tersebut, kini banyak menginspirasi pelaku industri pariwisata di Indonesia ," ucap Kang Dedi. (*)