TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Provinsi Jawa Timur, Soekarwo, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membangun Pusat Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PPSLB3) di Mojokerto. Menurut Soekarwo, pembangunan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penuntasan kemiskinan, dan mempelopori terwujudnya bersih sampah di tahun 2020.
“Yang akan segera kami lakukan tahun ini ialah terkait PPSLB3,” kata Soekarwo dalam pidatonya di acara Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2017 di Taman Suroboyo, Kenjeran Surabaya, Selasa, 28 Februari 2017.
Soekarwo berujar, pembangunan PPSLB3 tersebut sangat penting mengingat sampah merupakan permasalahan yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dia, atas ijin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemprov Jatim akan membangun PPSLB3 di Mojokerto dan diharapkan tahun depan bisa diresmikan.
Baca juga: Ini 10 MoU yang Ditandatangani Jokowi dan Raja Salman
Berdasarkan data, jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur mencapai 39.075.291 jiwa per akhir 2016 dan sebanyak 811.273 pabrik. Timbunan sampah yang timbul sebanyak 64.766.919 m3 per hari, sampah spesifik (limbah B3) sebanyak 170 juta ton per tahun, serta sampah medis sebanyak 1,9 juta ton per tahun.
“Sampah yang spesifik limbah B3 diangkut ke Cileungsi, sedangkan ongkos produksi untuk mengangkut B3 ke Cileungsi sangat mahal,” kata Soekarwo.
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Pemprov Jatim telah mencanangkan program Desa/Kelurahan Berseri (Bersih dan Lestari) pada 2010. Jumlah tersebut saat ini telah mencapai 209 desa/kelurahan dengan jumlah kader lingkungan sekitar 20 ribu kader. Soekarwo menambahkan, kader tersebut tediri dari kelompok masyarakat maupun kader PKK. “Termasuk kader yang terbesar itu berada di Surabaya,” ucapnya.
Baca juga: Jual Saham Aramco, Arab Saudi Tak Lagi Andalkan Minyak
Baca Juga:
Soekarwo melanjutkan, dari program Desa/Kelurahan Berseri tersebut telah banyak dilakukan inovasi dalam pengelolaan sampah. Adapun inovasi tersebut ialah dibentuknya bank sampah “Pinjam Uang Bayar Sampah” dengan omzet yang mencapai Rp 1 miliar, pemanfaatan gas metan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah dapat disambungkan pada rumah tangga di sekitar TPA sebanyak 1666 KK, inovasi berupa daur ulang sampah anorganik oleh pengrajin sektor lingkungan dan berobat dengan asuransi sampah.
JAYANTARA MAHAYU