TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan pelaku pengeboman di Taman Pandawa, Kecamtan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, berjumlah dua orang. Satu di antaranya merupakan anggota jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD), Bandung.
"Yang bersangkutan dulu masuk jaringan JAD, Bandung, yang berafiliasi ke Aman Abdulrahman," kata Tito setelah menghadiri sidang doktor terbuka Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur di Universitas Airlangga, Surabaya, Senin, 27 Februari 2017.
Baca: Kapolda Jawa Barat: Pelaku Bom Bandung Diduga Jaringan Lama
Menurut Tito, pada 2011, pelaku tercatat pernah ditangkap polisi karena mengikuti latihan perang di Janto, Aceh Besar, Aceh. "Saya dulu yang memimpin operasi penangkapannya. Ketangkap hampir 70 orang, termasuk yang bersangkutan. Ia kena hukuman 3 tahun penjara, kemudian bebas," ucapnya.
Tito berujar, JAD merupakan jaringan yang terlibat dalam beberapa aksi pengeboman di Indonesia pada 2016, di antaranya aksi pengeboman di Thamrin, Solo, dan Samarinda. "Semua yang bermain dalam aksi pengeboman itu adalah jaringan JAD, karena mereka pendukung utama ISIS di Indonesia," tuturnya.
Tito menilai aksi pengeboman itu untuk eksistensi dalam rangka meminta rekan mereka yang ditahan di Markas Kepolisian Brigade Mobil di Depok, Jawa Barat, dilepaskan. "Yang bersangkutan sempat mengeluarkan tembakan sambil teriak minta temannya yang ditangkap Densus 88 dilepaskan."
Simak: Bom Bandung, Pelaku Tewas dan Langsung Diotopsi
Tito mengatakan polisi sedang memburu satu orang yang diduga turut membantu aksi itu. "Yang satu melarikan diri menggunakan sepeda motor, tapi identitasnya sudah diketahui," ucapnya sembari menyatakan aksi itu tidak ada kaitannya dengan kedatangan Raja Arab Saudi ke Indonesia.
Aksi pengeboman di Taman Pandawa dilakukan dua orang dengan bom panci berdaya ledak rendah. "Satu orang melompat masuk kantor kelurahan," ujarnya.
Lihat: Bom di Bandung, Polisi Dalam Upaya Ungkap Identitas Pelaku
Orang yang masuk kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, yang tak jauh dari taman, dinyatakan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit setelah ditembak di bagian dada.
NUR HADI