TEMPO.CO, Padang - Zulfitri Zaini, 58 tahun, salah seorang korban kecelakaan crane ketika menunaikan ibadah haji di Mekah, 11 September 2015 meminta Raja Arab Saudi segera melunasi janjinya. Ketika dirawat di rumah sakit di Mekah, korban didata staf Kedubes Indonesia dan menyampaikan korban akan mendapatkan asuransi dan santunan dari Pemerintah Arab Saudi 1 juta Riyal atau sekitar Rp 3,8 miliar.
"Tentu saya sangat berharap dengan datangnya Raja Arab Saudi agar pemerintah arab Saudi segera melunasi janjinya pada kami, karena untuk saya sendiri sudah banyak mengeluarkan biaya, saya juga terpaksa membeli satu kaki palsu seharga Rp 28,5 juta," kata Zulfitri Zaini, Minggu, 26 Februari 2016.
Baca juga: Pengamat: Raja Arab Datang, Tak Terkait Situasi Politik Kita
Ia kehilangan kaki kanannya, tangan kiri tidak bisa dikepal, dan pendengarannya pun berkurang. Zulfitri pergi menunaikan haji bertiga dengan rekan sesama guru pada 20 Agustus 2015. Saat kecelakaan, ia sedang pergi bersama seorang jamaah lain asal Kabupaten Solok juga salat Asar di lantai 3 di Masjidil Haram.
"Saya dalam posisi salat, tiba-tiba sebuah besi menghantam tangan kiri, kemudian kaki kanan, saya langsung pingsan," ujarnya.
Baca pula: Raja Arab ke Indonesia,LBH: Tagih Janji ke Para Korban Crane
Ia menjadi korban bersama temannya tersebut, Trimurtiali, perempuan lebih tua darinya yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Solok. Namun kondisi Zulfitri lebih parah. Dia diobati di sebuah rumah sakit di Arab Saudi selama 15 hari, kemudian dipulangkan ke Kabupaten Solok bermodal sebuah kursi roda.
Kemudian, Zulfitri dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Solok, dan di RSUD Aro Suka Kabupaten Solok, Oktober tahun lalu operasi lepas pen di tangan kiri dan 27 Desember kemarin operasi lepas pen di bahu dengan tanggungan BPJS. Tetapi tidak semua ditanggung BPJS seperti pengobatan luar yang ia lakukan.
Ia pun membeli dengan dana sendiri sebuah kaki palsu itu dan dari BPJS hanyamembantu Rp 2,5 juta untuk pembelian kakipalsunya. "Kaki palsu ini juga belum bisa saya gunakan karena bekas luanya masih ngilu, mungkin baru dua tahun lagi bisa terbiasa dengan kaki palsu,” katanya.
Untuk membeli kaki palsu itu, Zulfitri mengaku meminjam dana koperasi di SMP Negeri 1 Talang sebesar Rp 30 juta, dan diabayar angsuran sebulan Rp 1,3 juta selama 30 bulan. Ia masih datang ke sekolahnya tiga kali seminggu untuk memberi bimbingan ke murid dan sesekali mengajar dengan berjalan menggunakan tongkat.
Zulfitri kemudian mengadukan nasibnya kepada LBH Padang pada bulan lalu. LBH Padang mendapatkan kepercayaan dari Zulfitri Zaini untuk memperjuangkan asuransi buatnya. Itu sebabnya kemudian kabar kedatangan Raja Arab Saudi ke Indonesia, membuat LBH mengeluarkan pernyataan, "Ada 33 orang jamaah haji asal Indonesia korban kecelakaan crane, dua di antaranya meninggal dunia, salah satu korban Zulfitri Zaini, perempuan 58 tahun, asal Kabupaten Solok, Sumatra Barat kehilangan kaki kanannya, tapi sampai saat ini belum mendapatkan asuransi dan santunan yang dijanjikan,” kata Era Purnama Sari, direktur LBH Padang yang mengeluarkan siaran persnya, Sabtu , 25 Februari 2017 lalu.
"Dari Kedubes Indonesia menyampaikan korban akan mendapatkan asuransi dan santunan dari Pemerintah Arab Saudi sebesar 1 juta Riyal atau sekitar Rp3,8 miliar, namun setelah korban kembali ke tanah air 2 Oktober 2015 hingga kini ia belum menerima bantuan, santunan, ataupun asuransi apapun dari Pemerintahan Arab Saudi,” katanya.
LBH Padang mengingatkan Raja Arab Saudi terhadap janjinya sendiri dan meminta Presiden Jokowi mendesak Raja Arab untuk segera menepati janjinya terhadap korban-korban kecelakaan crane ini. "Presiden tidak boleh lupa akan itu, menagih janji Raja Arab Saudi selama kunjungannya ke Indonesia,” kata Era Purnamasari.
LBH Padang sudah menyurati Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia pada 13 Januari 2017. Tapi sampai saat ini tidak ada respon. "Sudah seharusnya pemerintah Indonesia mendesak pemerintahan Arab Saudi untuk memenuhi janji dan tanggung jawab pemerintah Arab Saudi, kami menuntut pemerintah lebih pro aktif mendesak,” katanya.
FEBRIANTI
Simak:
Raja Arab Datang, Pengamat: Jokowi Dapat 'Durian Runtuh'
Pengamat: Raja Arab Datang, Momentum Alihkan Hegemoni Barat