TEMPO.CO, Palangkaraya - Dari target 2.000 buah yang harusnya rampung pada 30 April 2016, saat ini baru 200 sumur bor yang dibuat di Kalimantan Tengah. Padahal sumur bor ini penting untuk mengatasi permasalahan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah ketika musim kemarau.
“Akibat cuaca yang kurang bersahabat saat itu, pembuatan sumur bor tidak terlalu intens dan jumlah sumur bor yang terbangun baru sekitar 200-an,” ungkap Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Syahrin Daulay di Palangkaraya, Jumat, 24 Februari 2017.
Berita lain: Badan Restorasi Gambut Anggarkan 4.000 Sumur Bor
Syahrin berharap sumur bor yang belum terbangun tersebut segera dibangun. Dalam beberapa hari ini sudah ada rencana aksi untuk pelaksanaan pembangunannya.
Pada Senin mendatang, pemerintah provinsi akan mengundang bupati/wali kota se-Kalimantan Tengah untuk membahas persiapan penangulangan kebakaran lahan dan hutan di daerah ini. Selain itu, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Asosiasi Perusahaan Tambang (APTA), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan jasa konstruksi di daerah tersebut juga diundang.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ingin menanyakan kembali sejauh mana hasil pembangunan sumur bor oleh beberapa sektor tersebut. Pasalnya, untuk membangun 2.000 buah sumur bor di daerah ini, 1.200 buah akan dibangun oleh Pemerintah baik itu Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota se Kalteng.
Menurut Syahrin, ada pihak-pihak lain yang membantu pembangunan sumur bor yaitu, PT Bank Kalteng sebanyak 25 buah dan BRG 200 buah.
Untuk penangulangan Karlahut di daerah ini, ujar Syahrin, pemerinta provinsi telah meminta dukungan kepada pusat termasuk penyediaan pesawat untuk pelaksanaan water bombing di daerah ini.
KARANA WW