TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meminta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya menguji cabai impor yang berasal dari China dan India. Menurut dia, cabai impor telah beredar di beberapa pasar tradisional Jawa Timur.
"Cabai kering itu akan dikirim Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Jawa Timur ke BPOM Surabaya,” kata Gus Ipul setelah melakukan audiensi dengan Balai Besar BBPOM Surabaya di kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan 110, Surabaya, Kamis, 23 Februari 2017.
Gus Ipul menjelaskan, uji laboratorium terhadap cabai impor itu untuk mengetahui apakah di dalamnya ada kandungan zat berbahaya, seperti pewarna merah (rhodamine) dan bahan pengawet (formalin).
Baca juga: Temukan Video Diksar Mapala UII, Polisi: Isinya Relevan...
Menanggapi permintaan wakil gubernur, perwakilan BBPOM Surabaya, Retno Kurpaningsih, menyatakan kesiapannya. “Uji cepat ini, kalau hari ini dikirim sampelnya, insya Allah besok sudah bisa keluar (hasil ujinya),” kata Retno, Kamis.
Gus Ipul juga meminta Disperindag Jawa Timur menginvestigasi peredaran cabai kering impor. Menurut dia, ada dua macam jenis impor produk atau alat pengenal importir (API), yaitu API-P atau impor barang untuk produksi (industri) dan API-U atau impor produk untuk diperjualbelikan secara umum kepada masyarakat.
“Bila cabai ini untuk masyarakat atau API-U, berarti tidak ada masalah. Sebaliknya, bila untuk industri atau API-P, berarti peredaran ini menyalahi aturan,” tutur Gus Ipul.
Gus Ipul menyebutkan cabai kering impor tersebut sudah ditemukan di beberapa pasar tradisional di Jawa Timur, di antaranya di Surabaya, Sidoarjo, Tulungagung, dan Blitar. Saat ini, pemerintah provinsi telah memiliki aplikasi pengendali ekspor dan impor berbasis online bernama Dashboard Pengendalian Ekspor dan Impor Provinsi Jawa Timur. Aplikasi ini bertujuan mendorong proses ekspor dan mengawasi barang impor yang masuk ke Jawa Timur.
“Dashboard ini anggotanya terdiri atas berbagai instansi untuk mengawasi produk impor, baik pertanian maupun kosmetik, baik segar maupun olahan. Aplikasi ini mendapat apresiasi dari BPOM pusat,” kata Gus Ipul.
Baca juga: Lapor Simpang Semanggi Selesai Cepat, Ahok Dipuji Jokowi
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Ardi Prasetiawan mengatakan cabai impor yang beredar di masyarakat sudah lolos uji dari balai karantina di negara asal sehingga prosedur impornya sudah terpenuhi. Namun, untuk produk olahan menjadi tugas BPOM untuk mengujinya.
“Kami akan melakukan investigasi terhadap peredaran cabai impor ini,” ucap Ardi.
Menurut dia, sesuai dengan arahan gubernur, Pemprov Jawa Timur sudah melakukan berbagai langkah menghadapi tingginya harga cabai. Adapun langkah tersebut di antaranya berkoordinasi dengan provinsi lain terkait dengan produksi cabai; mendorong program karangkitri, program menanam kebutuhan sendiri bagi masyarakat; serta bersama Bulog mendorong program rumah pangan. Juga melakukan koordinasi dengan asosiasi pedagang cabai Indonesia untuk memprioritaskan Jawa Timur lebih dulu.
JAYANTARA MAHAYU