TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri mewaspadai keamanan proses penghitungan suara di tiga daerah penyelenggara pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan tiga daerah rawan pasca-pencoblosan Rabu pekan lalu tersebut, antara lain Provinsi Aceh, Kota Jayapura, dan Kabupaten Tolikara. “Masuk siaga satu,” kata Tjahjo dalam rapat bersama Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Rabu, 22 Februari 2017.
Tjahjo menjelaskan, tiga daerah tersebut masuk kategori merah alias rawan dalam proses penghitungan yang memasuki tahap akhir. Salah satu penyebab kerawanan adalah tipisnya perbedaan perolehan suara para calon. Terutama, kata dia, ada calon kuat yang kalah suara berdasarkan hasil real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di Aceh, calon inkumben yang bersaing dalam pilkada tahun ini, di antaranya Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf yang kalah jumlah suara dibanding mantan gubernur Irwandi Yusuf.
Baca juga: Kasus Kim Jong-nam, Polisi: Pelaku Sadar Bukan Reality Show
Agenda rapat Komisi Pemerintahan DPR kemarin semula akan membicarakan otonomi daerah dan wilayah perbatasan. Namun pembahasan pun menyinggung sejumlah permasalahan dalam pelaksanaan pilkada di 101 daerah pemilihan. Sesuai dengan tahapan pilkada, KPU akan menyelesaikan penghitungan suara hingga Senin pekan depan. Penetapan calon terpilih baru dilakukan 8 Maret 2017 mendatang. Menurut Tjahjo, secara umum, pemilihan di 101 daerah berlangsung aman dan lancar.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nelson Simanjuntak mengamini Aceh, Jayapura, dan Tolikara tergolong rawan sejak pemilihan hingga penghitungan suara. Menurut dia, lembaganya banyak menemukan pemilih ganda dan pembukaan kotak suara yang dapat mengubah hasil penghitungan suara di Provinsi Aceh.
Sementara di Kabupaten Tolikara dan Kota Jayapura, kata Nelson, ada rekomendasi untuk menyelenggarakan pemilihan ulang. "Namun belum dilakukan KPU," ujarnya. Nelson khawatir persoalan penghitungan suara ini akan menimbulkan masalah keamanan karena pilkada di Papua diwarnai perebutan kekuasaan antarsuku.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Juri Ardiantoro mengatakan lembaganya telah mewaspadai kerawanan di tiga daerah rawan tersebut sejak tahapan pencalonan. Di Jayapura, misalnya, muncul sengketa pencalonan dan akhirnya pilkada hanya diikuti calon tunggal. Telatnya pengajuan rekomendasi pemilihan ulang di Tolikara, kata dia, juga tak sesuai dengan aturan yang membatasi paling lama empat hari setelah pemilihan. "Tapi sejauh ini aman," ujar Juri.
Baca juga: Sri Mulyani: Sikap Freeport Merugikan Diri Sendiri
Ketua Komisi Pemerintahan DPR Zainudin Amali meminta semua kontestan dan pendukungnya menghormati hasil pilkada. "Jangan sampai hasil pilkada menjadi pemicu konflik," ujarnya.
Adapun Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan tidak akan menambah personel pengamanan di tiga daerah rawan karena sejak awal, Polri telah mengantisipasinya. "Kami akan jaga dari awal, proses penghitungan, hasil, hingga akhir pilkada," kata Rikwanto.
Kemarin, Gubernur Aceh Zaini Abdullah melaporkan hasil pilkada Aceh kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun dia tidak mau menanggapi hasil sementara penghitungan suara KPU. Yang pasti, kata dia, "Pilkada di Aceh aman."
AMIRULLAH SUHADA | HUSSEIN ABRI