TEMPO.CO, Jakarta - Sehari sebelum Aksi Bela Islam Jilid IV, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri mengundang Himpunan Mahasiswa Islam ke Istana Kepresidenan. Menurut Ketua Umum HMI, Mulyadi P Tamsir, berbagai masalah disampaikan dalam pertemuan Senin pagi ini, tak terkecuali soal kasus penistaan agama yang menjerat inkumben Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kami sampaikan harapan kami tentang bagaimana menyelesaikan persoalan keumatan, kebangsaan, penistaan agama, serta kriminalisasi ulama akhir-akhir ini," ujarnya di Istana Kepresidenan, Senin, 20 Februari 2017.
Baca :
Kawal Aksi 212, Polda Metro Bakal Kerahkan 10 Ribu Personel
Aksi 212, Fadli Zon Minta Massa Tak Masuki Kompleks DPR
Perihal penistaan agama, kata Mulyadi, pihaknya meminta kepada pemerintah agar kasus tersebut segera diselesaikan. Menurutnya, kasus itu berperan dalam menciptakan ketidakstabilan politik akhir akhir ini. Sebagai catatan, kasus yang menjerat Ahok saat ini belum memasuki tahap penuntutan, masih pemeriksaan saksi-saksi.
Harapn serupa berlaku untuk hal kriminalisasi ulama. Mulyadi juga meminta hal itu untuk segera diselesaikan. "Kami harapkan ada penyelesaian kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial, diskriminasi hukum. Itu yang saya sampaikan supaya ada keadilan," ujar Mulyadi.
Ditanyai apa tanggapan Presiden Joko Widodo atas pernyataan mereka, Mulyadi mengklaim Presiden Joko Widodo merespon baik hal itu. Presiden Joko Widodo, kata ia, juga berpesan agar independensi dan sikap kritis yang dimiliki mahasiswa dipakai untuk membangun Indonesia.
Baca Juga:
Sebagaimana telah diberitakan, di media-media sosial disebut HMI bakal turut serta dalam Aksi Bela Islam Jilid IV yang berlangsung esok, Selasa, 21 Februari 2017, bersama sejumlah ormas Islam lainnya.
ISTMAN MP