TEMPO.CO, Jakarta - Forum Silaturahmi 212 mengklaim anggota Koperasi Syariah 212 terbanyak berasal dari Yogyakarta, yaitu 3000 dari sekitar 15000 jumlah anggota tingkat nasional saat ini. Sedangkan koperasi tersebut baru saja disahkan pada 10 Januari 2017 lalu.
“Karena aktivitas para mujahid dan mujahidah di DIY cukup aktif lakukan sosialisasi dan silaturahim dengan berbagai unsur masyarakat Yogyakarta,” kata Ketua Dewan Pengawas Koperasi Syariah 212 Anggito Abimanyu dalam konferensi pers yang digelar menjelang acara Tabligh Akbar Forum Silaturahmi 212 yang menghadirkan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir di Sekretariat Takmir Masjid Gedhe Yogyakarta, Sabtu, 18 Februari 2017 petang.
Baca : Alasan GNPF-MUI Pinjam Rekening Yayasan Keadilan Untuk Semua
Bentuk sosialisasi dengan pembukaan pendaftaran sebagai anggota koperasi tersebut antara lain melalui forum sholat subuh berjamaah, tabligh akbar, dan forum kegiatan lainnya. Iuran pokok yang harus dibayar Rp 212 ribu dan iuran wajib satu tahun Rp 120 ribu. Pada Februari 2017 ini, pengurus membuka layanan pendaftaran melalui online.
“Target akhir tahun bisa mencapai satu juta anggota. Syukur bisa mencapai tujuh juta seperti jumlah jamaah saat aksi di Monas,” kata Anggito mengklaim.
Yang membedakan Koperasi Syariah 212 dengan koperasi lainnya, menurut Anggito adalah dari tujuan untuk memperkuat perekonomian umat yang berbasis pada tiga bisnis.
Pertama, membangun jaringan warung 212. Dia mengklaim sudah ada pendataan jumlah warung milik masyarakat yang tergerus bisnis waralaba. Peluncuran model warung milik umat itu akan menjadi fokus pertama kali. Kedua melakukan akuisisi terhadap properti yang dikelola secara syariah. Ketiga, memberikan fasilitas simpan pinjam dan pembiayaan kepada anggota untuk berinvestasi.
“Kami ingin menjadi koperasi syariah terbesar,” kata Anggito.
Bachtiar mendukung upaya menegakkan kembali Pasal 33 UUD 1945 untuk memperkecil ketimpangan perekonomian yang dinilai sudah pada titik yang membahayakan.
Lima persen aset bangsa Indonesia hanya dikuasai satu persen orang saja. Koperasi dinilai sebagai soko guru perekonomian Indonesia, bukan korporasi. Meskipun menggunakan nama “212”, Bachtiar membantah Koperasi Syariah 212 merupakan bagian dari GNPF MUI.
Simak pula : Bachtiar Nasir Dicecar 37 Pertanyaan oleh Penyidik Bareskrim
“Tak ada hubungan secara organisatoris dengan GNPF MUI. Bahkan jajaran Pengurus GNPF tak terlibat satu pun dalam kepengurusan koperasi. Kami belum jadi anggotanya,” kata Bachtiar.
Media center GNPF MUI Farid Poniman menjelaskan, meskipun koperasi itu secara organisatoris bukan bagian dari GNPF MUI, namun mempunyai ikatan historis dan emosional dengan GNPF MUI. Mengingta koperasi itu digagas dan didirikan oleh eksponen 212.
“Makanya kami beri izin pakai merek ‘212’. Itu atu-satunya koperasi syariah yang direstui GNPF MUI, tak ada yang lain,” kata Farid.
PITO AGUSTIN RUDIANA