TEMPO.CO, Kupang - Rusaknya sejumlah jalan nasional di Nusa Tenggara Timur akibat bencana yang melanda daerah itu pada Januari-Februari menyebabkan kerugian yang mencapai Rp 100 miliar lebih. Kerusakan terparah adalah di jalan lintas negara di Atambua, Belu.
"Taksasi kerugian mencapai Rp 100 miliar lebih. Termasuk jalan berlubang yang juga rusak akibat longsor," kata Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah X Bambang kepada Tempo, Kamis, 16 Februari 2017.
Menurut dia, kerusakan jalan nasional terparah di jalan sabuk merah Atambua, Belu. Kerusakan jalan tersebut, kata Bambang, disebabkan oleh terjadinya pergeseran tanah, sehingga perlu disikapi dengan sangat hati- hati. "Banyak jalur jalan di NTT yang kondisi tanahnya seperti itu," katanya.
Bencana lain juga terjadi di Kabupaten Flores, seperti di jalan poros Ende, Maumere, Ruteng, Reo, dan Labuan Bajo, juga Pulau Sumba dan Pulau Timor. Bencana itu terjadi akibat cuaca ekstrem yang melanda Nusa Tenggara Timur.
Amblesnya jalan di Labuan Bajo, misalnya, memutuskan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) ke daerah itu, sehingga pihaknya telah menangani secara darurat agar tidak terjadi kelangkaan BBM. "Penanganan darurat, kami hindari air, kurangi bebannya di atas tanah," ujar Bambang.
Namun dia mengaku telah mengambil langkah darurat untuk penanganan kerusakan jalan akibat longsor tersebut. "Sebagian besar sudah kami tangani secara darurat. Prinsip kami asal bisa lewat saja," ucapnya.
YOHANES SEO